Monday 30 June 2014

DEPANNYA

HARI PERTAMA PUASA
(saat hendak tidur)
Mama: “Dede udah baca niat belum?”
Dede: “Depannya apa dah mah? Dede lupa”
Mama: “Nawaitu saumagodin....”
Dede: “Oh iya, nawaitu saumagodin anadai fardhu syahri ramadhona hazihissanati fardhu lillahi taala”

(detik-detik berbuka) kebiasaan lama si dede, cari-cari channel televisi yang azannya cepet (walaupun beda beberapa detik sepertinya si dede nggak peduli).

(saatnya berbuka) semuanya minum minuman yang sudah disediakan. Si dede masih kelimpungan, ternyata dia lupa doa berbuka.
Dede: “ma depannya apa dah ma?”
Si mama masih asih meneguk segelas teh.
Dede: (sambil pegang tangan mama menghentikan minumnya) “ma depannya apa?”
Mama: “depan apanya si?”
Dede: “doa mau buka depannya apa?”
Mama: “allahumma lakasumtu”
Dede: “oh iya, allahumma lakasumtu wa bika amantu wa ala rizkika aftortu birohmatika yaaa arhamarrahimin”(langsung meneguk minumannya)

HARI KEDUA PUASA
JAM 12 SIANG
Dede: “Mah, dede mandi ya? dede kan belom mandi tadi pagi” (alasan)
Mama: “ya udah sana mandi”

JAM 3 SIANG
Dede: “Mah, dede mandi ya? kan udah sore” (alasan kedua)
Mama: “ya udah sana”

(detik-detik berbuka) masih kebiasaan lama, si dede cari channel azan tercepat.

(saatnya berbuka) semua minum minuman yang disediakan. Si dede masih kelimpungan lupa doa berbuka depannya.
Dede: “Mah, depannya apa dah mah?”
Mama, Papa, Maul, Gw (masih cuek sambil minum minuman berbuka).

Dede: (karena nggak sabar) “Nawaitu saumagodin....”

#semua sontak menghentikan minumnya *dari pada keselek

Saturday 28 June 2014

PAPA

PAP....

Lafadz yang sering terdengar saat aku belia hingga kini dewasa. Ada papa yang baik dan ada pula yang belum baik. Mudah-mudahan kalian menjadi satu diantara papa yang baik, atau kalian memiliki satu diantara yang baik. Untuk yang belum baik, berdoalah semoga segera membaik.

Kawanku kehilangan dia yang baik. Rela mengorbankan pekerjaan, percintaan, perasaan, dan warisan. Aku baru tahu loh! Kawanku tetap tegar dan dapat menyumbang tawa di depanku, menunjukan taring-taring rangkaian giginya, tapi aku tidak melihatnya, lebih turun ke bawah, melihat kaos usam berkeringat, di tengah hatinya menjerit, meringis kehilangan dia yang baik. Engkau begitu mencintainya, dia yang kau panggil papa, air mataku pun tak dapat terbendung, sakitnya sama seperti aku yang kehilangan. Ingin kupeluk seerat-eratnya tubuhnya yang basah, sayang aku wanita dan engkau pria. Hanya dapat merangkul menenangkan pikiran kawanku yang satu ini.

Saat ini tinggal bagaimana kawanku menjadi yang baik, seperti dia yang baik. Kehidupan terus menunggumu kawan tepat di depan. Lekas sembuh dan maju, likuan ujian akan segera selesai. Kawan, masih ingatkah dengan kenangan, bungkus rapi hadiah yang kau dapat darinya dan jangan pernah terlupakan, masih ada aku, dia, dan sahabat.

#semoga om mendapat tempat sebaik-baiknya tempat di alam sana