Tuesday 22 September 2015

Pengakhiran bulan September

Senin pagi, adalah jadwalnya saya mencatat semua pengeluaran pembiayaan untuk pernikahan. Bukan memperhitungkan, tapi semuanya ada perhitungannya. Setidaknya saya harus prepare semua dana tak terduga dan list dana yang belum terbayarkan. Absensi di meja kerja saya tak berasa sudah lewat setengah lembar, pertanda pengakhiran bulan. Bulan terus mengerucut dan berotasi sampai tibanya Oktober dan saya harus lebih bersiap diri. Lebih cerewet dari biasanya, dan si abang lebih sensitif dari biasanya. Saya harus pandai memilin suasana, setidaknya untuk si abang terlihat seperti biasanya.

Saya sengaja meninggalkan headset di rumahnya, memasukkan majalah ke seserahan, melengkapkan keranjang dan penghias parsel, jika sedang beruntung saya bisa bertemunya sesingkat waktu tanpa menunggu jatah hari libur. Ya saya memang egois, saya sengaja ingin mencuri jaketnya agar wanginya tetap lekat sepanjang hari-hari saya tanpa memikirkan kesehatannnya dan saya, mohon maaf untuk itu.

Pernah saya protes, "aku lelah". Mungkin ini takdirnya wanita yang lebih direpotkan, pria hanya menunggu selesai "oh udah jadi?" Sebuah pembicaraan dengan teman memberiku pengarahan lebih, bahwa "pria selalu berada di atas wanita" maka tetap harus menurut bagi saya, meski dengan hati kesal.

#saat itu saya lelah

Monday 14 September 2015

ABANG, HARI INI NENG SENENG!!!

Saya seneeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng................
Hari ini calon suami saya mengantar saya ke kantor. Apa barusan saya bilang? "calon suami"
Ohh... Kini saya akan menjadi seorang istri.
Sepertinya jarak selatan ke barat kurang jauh kami tempuh. Sepertinya tangan ini belum sanggup melepas pelukan. "kami merindu"
Rapi-rapi mau kabur saat injury time, dia menyodorkan tangannya untuk pertama kalinya. Langsung saya sigap dan mencium tangannya. "ya, ini harus dibiasakan"
Sambil melihat iPhone, saya langsung mengganti display name dengan "My Husband"
Teman kantor langsung menyambut "tadi gue lihat laki lu di bawah"
Saya hanya tersenyum mendengar kata "laki lu"
Ahhh... mereka ada-ada saja membuat saya semakin ge'er.
Tutup muka dan mulut agar mereka semua nggak tau kalau saat ini,
Neng seneeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeengggggggggggggggggggggggg

Wednesday 9 September 2015

Terimakasih atas kejujuran anda

Jelek itu bukan sebagian dari kekurangan, dan bagus itu bukan sebagian dari kelebihan (masing-masing kita saling menguatkan)
Sudah beberapa hari ini kami tidur larut, bercerita kabar, mengenang masa lampau. Hanya disibukkan dengan tarian jari pada gadget masing-masing. Ternyata bertukar kejujuran itu mengasikkan satu sama lain, sambil membayangkan jika kami tukar posisi. Terimakasih atas kejujuran anda, tanpa memikirkan aku tidak tetap tinggal.

Tapi kenapa malam ini terasa anda melonggarkan sedikit perhatian? Padahal aku belum berucap:
"Besok masuk jam berapa? Terus pulangnya jam berapa? Jangan lupa pasang alarmnya, nanti subuhnya tertinggal"

Boleh beritahu jujur lagi, anda sedang kenapa?

Monday 7 September 2015

Minggu, 06 September 2015

will you marry me? Yes, I will marry you
Hai hati, selamat menuju pagi hari :)

Hari ini indah, tapi tak seindah tadi malam. Enam adalah angkaku, dan semuanya hanya persoalan waktu. Indah, melihat kamu tersenyum lepas, sebabnya ada rasa ketenangan, satu langkah sudah terlewati, capeknya setengah mati. Ternyata menyatukan dua akal pikiran itu tidak semudah bayangan. Sepertinya baru minggu kemarin kita berdebat warna, motif, tempat, waktu, dan lain-lain. Sekarang sudah berlabuhlah hatiku pada satu hati, melingkarlah cincin di jari ini, dengan kesaksian banyak mata tersudut padaku dan mu.  

Allah, terimakasih sudah menghadirkan pria kesayangan. Semoga lancar hingga pernikahan, tuhan itu maha baik apalagi untuk tujuan yang baik.

#mohondengansangat