Aku jawab semua pertanyaan di sini!
Malam minggu kelam, bukan
persoalan hari tapi lebih tepatnya moment. Pasalnya hari ini aku habis datang ke undagan seorang diri, rasanya tuh kayaaa.... lagi cate walk, banyak penonton
yang memperhatikan, bukan karena keanggunan, tapi heran. Mulai banyak pertanyaan yang aku sendiri malas untuk menjelaskan. Bukan tidak biasa, tapi belum terbiasa. Perubahan ini
begitu cepat, aku butuh waktu, setidaknya untuk nafsu makan tanpamu. Sekarang PR
buat aku, mandiri nggak yang sedikit-dikit kamu.
Bulannya tertutup awan, seperti rindu yang tertahan. Rindu itu menyakitkan,
menyakitkan bagi yang tak tersampaikan, menyakitkan bagi yang merindu. Semakin aku
merindu, semakin sakit rasanya. Hanya harapan kosong yang entah kapan adanya
kamu di depan mata. Rindu itu kamu yang jauh di sana, apa kabarnya? Tugas aku
sekarang perhatiin meja kantor baruku, nggak yang sedikit-dikit perhatiin kamu. Kamu cukup dewasa, tahu baik buruknya kehidupan, toh kalau laparpun kamu akan makan. Begitu pula aku.
Jakarta memang kadang memuakkan,
tapi ini kota kelahiranku, bukan kelahiranmu. Sekelutnya jakarta, lebih baik di
rumah sendiri. Bukan kota dengan sufiks tah dan geh? Tempat itu terlalu asing bagiku. Kamu kenal aku lama,
sampai sekarang aku masih aku yang dulu, aku anaknya mama. Sesering apapun aku mendaki gunung, aku masih anak perempuan satu-satunya di keluargaku yang sangat mereka jaga. Hubungan ini tergantung kita yang
bawa, cuma percaya yang dapat tolong kita.