Motor Listrik Ayah
Musim
kemarau tiba, hujan tak kunjung datang selama 5 bulan belakangan. Polusi udara
di ibu kota Jakarta makin parah, sangat berbahaya bagi pernapasan. Banyak factor
polusi udara di Jakarta, salah satunya pembuangan kendaraan bermotor karena
jumlahnya yang terus bertambah. Akhir-akhir ini, pemerintah menyerukan
pembelian motor listrik dengan subsidi yang menarik. Ayahpun beralih ke motor
listrik, selain ramah lingkungan, motor listrik tidak memerlukan BBM dalam
pengoperasiannya. Kini Ayah tidak perlu mengantri untuk mengisi bensin lagi
setiap harinya, karena motor listrik hanya memerlukan baterai untuk menjalankan
motor.
Menurut ayah motor listrik lebih
irit setiap harinya, karena untuk mengisi baterai sampai penuh hanya berkurang Rp2.500,-
dari pulsa token. Baterai motor listrik memerlukan energi listrik untuk pengisiannya,
sedangkan motor konvensional memerlukan bahan bakar untuk pengapiannya. Energi listrik
dan energi kimia dari BBM sama-sama energi yang tidak dapat diperbaharui, akan
tetapi energi listrik lebih ramah lingkungan karena tidak ada pembakaran dalam
mesinnya. Energi listrik bisa didapatkan dengan mudah dengan panel surya untuk
menangkap panas matahari langsung, sehingga kita tidak memerlukan biaya untuk
membelinya di PLN. Akan tetapi Ayah belum memiliki cukup uang untuk membeli
panel surya. Aku selalu mendoakan Ayah dan semua orang agar memiliki panel
surya agar tidak bergantung pada PLN untuk menggunakan listrik khususnya mengoperasikan
motor listrik, karena kehidupan manusia memang tidak luput dari listrik. Listrik
merupakan tanda sumber kehidupan manusia di era globalisasi saat ini.
Kami hanya memiliki satu
kendaraan di rumah kami, akupun berharap kalian juga sama. Aku lebih memilih
berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah. Selain tidak memerlukan energi yang
tidak dapat diperbaharui, keluargaku akan selalu sehat karena tidak bergantung
pada motor listrik Ayah. Ayah hanya memakai motor listriknya untuk pergi ke
tempat jauh dan untuk mempercepat waktu, tapi motor listrik ayah tidak bisa
berjalan dengan cepat. Kecepatan maksimal motor listrik ayah hanya 55 km/jam,
sepertinya memang cocok untuk penggunaan motor di kota agar tidak adanya
ngebut-ngebutan di jalan dan meminimalisir kecelakaan. Saat aku pergi ke
puncak, ayah membawa charger motornya untuk mengisi baterainya saat sampai di
sana. Aku sangat senang pergi kemanapun dengan motor listrik karena dapat
meredam kebisingan kota Jakarta.
No comments:
Post a Comment