Mungkin ada yang tersinggungdengan pembicaraan tempo doeloe,
hingga tingkahnya membingungkan. Saat aku seolah-olah sebagi terdakwa dengan
dua jaksa penuntut dan satu hakim pembela. Tolong jangan hakimi aku lagi,
karena aku sangat terusik dengan keadaan seperti itu. Aku bukan penuntut umum
yang mematok harga besar. Pemasok harusnya sadar pasokan, dan aku tidak
membeda-bedakan pemasok itu. Apa yang ku
ucap adalah angan, keinginan, impian. Akan lebih baik jika itu semua terwujud,
tetapi tidak menutup kemungkinan tidak tercapainya impian itu, maka itu adalah
bagian dari takdir. Dan saat ini aku sedang tidak bermain-main dengan yang
namanya takdir, tapi sedang dipermainkan takdir. Aku mohon maaf untuk semua
perkataan yang tidak berkenan di hati, yang jelas aku sedang mengejar mimpi.
No comments:
Post a Comment