Sudah empat tahun lamanya aku tidak merasakan kebebasan ini,
tanpa tembok besar cina penghalang jarak pandangku. Aku hampir lupa arti dari
kata “bebas” itu sendiri, yang aku tahu aku berani membuka jalur pendakian baru
tanpa takut tersesat bahkan hilang. Aku sangat menikmati kesendirian ini,
berteman dengan cicit burung bahkan raungan singa. Tidak peduli dengan manusia
lainnya, tak seorang pun. Aku rasa aku cukup tangguh tracking gunung dengan
melewati rimba & jurang, saat dengkul menyentuh dagu, karena aku sudah
terbiasa menyentuh dahiku dengan tanah. Aku yakin Allah selalu bersama
orang-orang soleh, dan aku yakin dia tidak akan membuatku tersesat dengan
Ar-Rahimnya.
No comments:
Post a Comment