BENAR nyatanya sesuatu yang tidak terlintas bahkan tidak
terpercayakan oleh saya sebagai seorang anak kandung yang memiliki ayah tidak
baik. Ini suatu tamparan keras yang Allah berikan kepada saya dan keluarga. Diakhiri
di tahun 2014 kelam, tanpa saya ketahui kapan ini semua dimulai, yang saya tahu
tiga anak itu sudah menyandang nama belakang ayah saya. Sekarang ayah saya
sudah memiliki kampung di Yogyakarta sana. Setiap malam jumat ayah selalu
keluar rumah untuk “berhubungan” layaknya suami istri dengan wanita tersebut. Bagaimana
cara saya melarang ibu saya untuk
“jangan berhubungan” dengan ayah saya? Ayah yang hebat, dapat menyimpan
bangkai yang baru terhendus saya dan adik saya.
Dua minggu belakangan ini rasanya saya selalu ingin memeluk tubuh ibu
saya, seperti perasaan rindu yang tidak pernah tersampaikan saat melihatnya. Mungkin
karena akhir-akhir ini kesibukannya lebih menyita waktunya sebagai ibu. Ibu
saya memang seorang workaholic, beliau yang berjuang mati-matian untuk menafkahi
keluarga. Senin sampai jumat wakutunya bekerja, sabtu dan minggu waktunya
kuliah. Kalau dapat memilih, ibu saya tidak akan mau untuk kuliah lagi, tapi
ini tuntutan pekerjaan, jika beliau tidak laksanakan, mau jadi apa kami? Tanpa
beliau kami tidak akan dapat hidup enak, berpendidikan tinggi, dan memiliki
segala. Saya sangat bangga terhadap ibu saya, ibu yang hebat, disaat teman
sebayanya dapat menikmati uang hasil jerih payahnya, ibu saya hanya mengingat
keluarga untuk makan uang tersebut. Ibu saya merangkap menjadi ibu beserta ayah
untuk keluarga kecil kami, tapi ayah tidak melihat itu. Tegakah saya sebagai
seorang anak untuk mengatakan kejujuran yang nantinya berujung perpecahan?
Dengan saya berbohong, saya seperti menusuk ibu perlahan-lahan, merasakan pedih
yang masih dapat tertahan. Atau haruskah saya jujur untuk mengatakan kebenaran
yang juga menyakitkan ibu saya sekarang?
Berpuluh tahun saya hadir sebagai seorang anak, dan juga
adik-adik saya tidak pernah merasakan perayaan ulang tahun sedemikian mewah
seperti ini. Dari sini saya tahu, ayah saya bukan tidak menyayangi keluarganya
yang lama, tetapi lebih menyayangi keluarga barunya. Aku tidak kesal atau marah
pada anak-anak yang tidak berdosa itu. Perbuatan ayahnyalah yang salah. Boleh
saya bilang tahun ini adalah kebersamaan kami yang terakhir? Akan saya angkut
semua hak milik beserta isinya untuk meninggalkan rumah ini. Biarlah keluarga
yang baru dapat masuk dan merasakan kehangatan yang belum mereka dapatkan di
istana ini. Sangat sedih rasanya meninggalkan kenyamanan di istana dan harus
beradaptasi dengan gubuknya ibu, tapi ini suratan takdir.
#Akan aku manfaatkan kebersamaan ini agar ayah selalu ingat kenangan diantara kita
No comments:
Post a Comment