Terpapah
pada musim, berkelut kabut dengan galau segalau galaunya. Menekankan ketukan
palsu yang berujung hari kepastian, menunggu pengakhiran sang bulan yang
berujung tahun YAD. Sudah cukup hari berwarna warni, biarkan sesekali aku mencoba
rasanya hitam kelam. Terlalu lama aku di sini, mengukur alur ceritamu, kini
biarkan aku yang menjadi sutradaranya dan akan aku buat cerita ini atas
inginku.
Saat ini bukan waktunya untuk
santai, tapi putar otak untuk berpikir bahwa kita bukan anak kecil, bukan
saatnya bermain. Selangkah lagi umurku menginjak 25 dimana ada impian dan cita-cita
yang belum terwujudkan. Aku akan segera menjemput jodohku dan berharap dia akan
segera menikahiku, bukan memacariku.
#bukan calon mantan pacar
Entah mengapa akhir-akhir ini
aku selalu gelisah dan menikmati kegelisahan yang tak bermuara ini. Detak jantung
sedemikian hebat untuk memilih mengetuk atau membalik. Ya allah tunjukkan
jalanmu disetiap sujudku, jangan biarkan nafsu mengoyahkan keimananku. Bila memang
ya, katakan ya, dan bila memang tidak, katakan untuk tidak dan aku akan
menghapusnya. Bantu aku menghapus semua kenangan tentangnya, bantu aku
memastikan bahwa dia bukan jodohku, bantu aku membencinya.
Pengisian waktu sepertinya
sudah full teng, tidak akan aku biarkan tersisa waktu luang yang didalamnya
dapat mengingatkan aku tentangnya. Aku berusaha sesibuk mungkin, berusaha
mendekatkan diri pada illahi robbi, berusaha membahagiakan aku dan sesamaku,
keluargaku, dan teman baru yang baik. Sepertinya memang album lamaku sudah
terlalu usang dan lebih baik aku menggantinya dengan tatapan hijau di langit
biru ceria.
#euforia fiksi
No comments:
Post a Comment