PERUSAHAAN KUCINTA SAYANG DIDIRIKAN DENGAN PONDASI KURANG KOKOH
photograph by @cityfindermagaz |
Buat lo mantan gue, gue anggep lo bukan mantan, tapi teman.
Gue masukin lo ke tempat kerjaan gue yang sekarang karena gue tau lo baik dan
bagus buat majunya perusahaan saat ini gue kerja. Dari omongan lo, dari
kesungguhan lo, gue percaya. Kenyataan berbeda, lo ikut arus yang nggak baik,
lo jadi jelek-jelekin perusahaan, lo jelek-jelekin atasan, lo kotorin
perusahaan. Jujur, nyesel gue udah bawa lo masuk ke perusahaan ini. Saat lo
udah nggak bisa buktiin kinerja lo, gue baru inget kalau dulu kita putus karena
keegoisan lo, kesombongan lo, ketidakmauan lo untuk diatur, dan kekanak-kanakan
lo. Kenapa gue baru inget?
Dan lo atasan gue, gue bukan belain lo, tapi gue pernah
menjadi atasan. Semua hal yang gue anggep benar, walaupun itu salah bakalan gue
pertahanin seegois mungkin. Gue maklum karena lo baru menjabat sebagai atasan,
apalagi jadi atasannya di perusahaan yang masih kecil, jadi semua yang lo
lakuin, gue maklumin. Bagaimanapun lo atasan gue, namanya atasan berbeda-beda,
ada atasan yang enak, ada juga yang nggak enak. Tapi menurut gue, atasan yang
enak itu masih gagal jadi atasan. Dimana-mana, atasan itu selalu dibenci
bawahan. Sekalipun disukai bawahan, namanya atasan pasti jadi topik
perbincangan bawahannya, dari positif sampai negatif. Gue melihat hal itu
adalah wajar. Mau bagaimanapun atasan gue, dia tetap atasan yang harus gue
hormati, karena dia yang gaji gue, naikin jabatan gue, naikin gaji gue, mau
nggak mau, suka nggak suka ya gue harus suka dan mau ikutin kepemimpinannya. Sebaik
mungkin gue menjadi atasan saat dulu, bawahan gue tetep ngomong di belakang.
Bawahan memang nggak tau apa pekerjaan atasan dan taunya atasan itu enak aja.
Padahal, gaji nggak beda jauh, tanggung jawab banyakan atasan, loyalitas
banyakan atasan. Ya itulah nasib atasan, kalo gak mau seperti itu ya jangan
jadi atasan, jadi aja bawahan.
Bawahan ini juga lebih parah, bisanya ngomongin atasan terus.
Ngakunya pernah jadi atasan disebuah usaha. Bukan itu yang gue maksud, apa
pernah lo jadi atasan di sebuah perusahaan besar? Walaupun hampir sama, tetap
aja beda. Rasanya memimpin 70 orang di perusahaan besar dengan hanya memimpin 10
orang diperusahaan kecil, rasanya tetap berbeda. Bicara seakan-akan merasa
dirinya pintar mengendalikan sebuah perusahaan yang sekarang dapat dilihat
lumayan, tapi mengoperasikan komputer aja masih bingung. Mana ada direktur yang
nggak bisa mengoperasikan komputer? Mana ada direktur yang gagap teknologi? Pengen
ngomong langsung ke orangnya tapi percuma, itu orang bukan tipe pemikir luas
dan pintar, jadi mending gue urungkan, karena pembicaraan ini tidak sepadan
dengan dirinya. Gue adalah tipe orang yang biasa memikul tanggung jawab orang
lain, karenanya saat orang lain salah, gue merasa harus diperbaiki. Sebenernya
bukan hak gue karena saat ini gue bukan atasan, tapi ini semata-mata untuk
majunya perusahaan, kenapa tidak?
Pelajaran, besok-besok kalau bisa terima karyawan atau
bawahan mending yang udah pernah bekerja di perusahaan besar, dari pada fresh
graduate atau mereka yang bekerja diperusahaan kecil. Penerimaan karyawan kalau
bisa bukan dari kalangan anak muda yang menyukai tongkrongan, dalam hal ini pemabuk,
pemakai dan pemalas. Bagaimana mau maju suatu perusahaan kalau perekrutannya
kurang beres dan hanya memandang satu sisi?
#PENGEN HURUF 'A' KENCANG SEBESAR-BESARNYA
#PENGEN HURUF 'A' KENCANG SEBESAR-BESARNYA
No comments:
Post a Comment