Jangan irikan aku akan kalian yang bebas, Jangan irikan aku
akan kalian yang senang lepas, Jangan irikan aku akan kalian dimanapun melandas,
Sebab aku terkikis akan seseorang dengan nama cinta
Bertahun-tahun hidup begini, Mau kemana? Dengan siapa? Lagi
dimana? Kenapa? Kok bisa? Bagaimana? Selalu tercurahkan ke wajahku, Privasipun
tak ku miliki, Semua di bawah monitoring cinta
Aku hanya ingin hidup bebas lepas landas, Khalayak aku
menulis tanpa memikirkan kapan jejariku menekan tanda titik, Menulis dengan
keberanian tanpa takut akan kesalahan, kemarahan, keseganan, kemaluan
Semua orang memiliki haluan di dalam kehidupan, begitu pula
aku. Aku sudah besar, mengetahui rambu-rambu dunia fana. Walau terkadang
kebelingar, tapi aku mengetahui batas norma
Aku ingin menapakkan kaki di bumi berada, aku ingin
bersosialisasi dengan sesama, Dan kamu mematikan semuanya, dan aku ingin jiwaku
tak bersamamu, Saat-saat bersamamu adalah saat-saat titik ketidaknyamanan,
berbeda halnya saat aku bersama teman
Terlalu lama aku menunggumu, Menantikan aku dan kamu yang
disebut ‘KITA’, Mulai dari kamu tertatih sampai hari ini berlari, Lihatlah
dirimu, selalu tersimpuh luluh tersakiti aku
Kini aku menyadari bahwasanya cinta terjadi tidak dengan
berapa lamanya hubungan ini? Bukan dengan banyaknya kau memberi dan diberi? Bukan
dengan berapa banyaknya kecupan dan pelukan yang ku sandangkan? Bukan persoalan
pernikahan atau impian? Bukan persoalan pandangan mama papa, saudara, manusia-manusia,
Cinta adalah perjalanan untuk dinikmati bukan untuk dinanti
Setelah membaca ini, tolong jangan hakimi aku jaksa penuntut umum. Aku
hanya ingin merefresh hubungan ini
#maafkanku jujur, sayangku luntur
No comments:
Post a Comment