Furqon, Gue, Ade, Eja |
Gunung
Batu terletak di kecamatan
Sukamakmur, desa Sukaharja. Perjalanan ke sana gue tempuh dengan modal
nekat
berempat dengan motor, menghapus kepenatan di Jakarta. Gue dibonceng
Eja, Ade dibonceng Furkon. Kita jalan jam enam pagi, gue petunjuk
arahnya, sebelum jalan gue maping GPS mulai dari Cibubur Junction to Sukaharja.
Dari Cibubur Junction lurus terus lewat jalan raya bogor, kita melewati taman
wisata Mekarsari, dari sini masih ½ perjalanan lagi ya dan masih lurus. Tiba di
pertigaan tajam yang mengharuskan kita ke kiri, di situ ada plang kiri: Bekasi,
lurus: Jonggol, kalau takut nyasar tanya aja arah jonggol kemana ya? Kita lurus
sesuai arah plang, jalanannya hanya muat dua mobil dan agak sedikit rusak, tapi
nggak jauh dari situ jalanannya bagus kok. Dari situ lurus terus sampai pasar jonggol,
kalau takut nyasar tanya orang setempat saja pasar jonggol dimana, insya Allah
nggak disasarin kok penduduk di sana lumayan ramah. Nah kalau sudah sampai
pertigaan pasar jonggol kita ambil kanan, jalanannya lebih sempit untuk dua
mobilpun mepet sekali. Nanti ada plangnya kok kanan: sukamakmur, kita ambil
kanan ya sesuai dengan petunjuk. Nah dari sini kita lurus terus yaaa,
jalanannya agak rusak jadi kalian harus hati-hati dan pelan-pelan, selain itu
juga sayang banget buat terlewatkan pemantangan sawah dengan undakan
terrasering dan irigasi yang kalian bisa nikmati. Kita juga lewati beberapa
sungai loh dan sungainya lumayan masih jernih banget, sayang banget kalau Cuma
dinikmati. Gue dan Eja nekat turun dari motor buat foto-foto di pemantangan
sawahnya. Gue saranin untuk pengendara
motor untuk tidak memakai motor matic, karena motor matic dengan merk tertentu
nggak bisa naik, apa lagi kalau pengendaranya berbadan besar, hahahaha. Okey
sampai pertigaan mentok yang mengharuskan kita lurus, kita ambil kanan sesuai
plang kiri: gunung batu. Dari kiri sini sudah terlihat gunung batu dan terlihat
sangat lancip. Gue sudah feeling tracknya terjal melihat bentuk gunungnya.
Signal handphone mulai kerlap kerlip menandakan desa ini tidak ramai penduduk.
Tidak disarankan untuk pengendara motor ataupun mobil melewati perlintasan ini
di malam hari ditakutkan ada pembegalan dari warga setempat, karena kondisi
jalan yang masih rawan dan minim penerangan. Jalan semakin jelek dan menanjak,
tapi itu bukan berarti tersasar, tapi sudah dekat.
Tarraaa kita sudah sampai di gerbang masuk gunung batu. Perorang dikenakan tarif 7500 rupiah dan ternyata bukan hanya remaja, banyak bapak-bapak dan ibu-ibu serta anak kecil yang berkunjung ke sini, sekedar foto-foto di kaki gunung batu yang memang pemandangannya sangat indah, nggak kalah deh dengan gunung setinggi 2000an mdpl. Parkir insya Allah aman, kalau maasih ragu bisa dikunci ganda motor kalian. Jaket jangan lupa dibawa, bukan karena dingin tapi di atas panasnya ampun-ampunan dijamin saat turun kulit pasti belang, hahaha.
Tarraaa kita sudah sampai di gerbang masuk gunung batu. Perorang dikenakan tarif 7500 rupiah dan ternyata bukan hanya remaja, banyak bapak-bapak dan ibu-ibu serta anak kecil yang berkunjung ke sini, sekedar foto-foto di kaki gunung batu yang memang pemandangannya sangat indah, nggak kalah deh dengan gunung setinggi 2000an mdpl. Parkir insya Allah aman, kalau maasih ragu bisa dikunci ganda motor kalian. Jaket jangan lupa dibawa, bukan karena dingin tapi di atas panasnya ampun-ampunan dijamin saat turun kulit pasti belang, hahaha.
welcome to gunung batu |
Di dalam hanya ada sekitar lima
warung persinggahan, dipuncak nggak ada tukang jualan yaaa, hahaha. Lebih baik
hiking sebelum jam 12, karena kalau sudah di atas jam 12 itu rasanya kulit
seperti terbakar. Trackingnya cukup curam dengan kanan kiri jurang, jadi kalau
hujan mending stop pendakian karena kondisi tanah yang lumayan licin dan
gembur, sering banyak batu jatuh dari atas lumayan kalau kena kepala, hahaha. Di
jalur banyak dipasang tali penguat untuk naik dan juga turun, kira-kira ada
empat jalur yang dipasang tali yang dikira benar-benar terjal dan licin. Sebenarnya cukup hanya dengan sehari sudah sampai rumah masing-masing, tapi tidak banyak pula pendaki yang lebih memilih ngecamp di sini, mungkin mereka mencari suasana kebersamaanya.
lelah, panas, kotor, kalah sama senang |
Ini dia puncaknya, ada tiga
bendera Indonesia yang dipasang. View puncaknya kayak film-film di luar negeri
loh, syukur-syukur kalau mataharinya lagi bersahabat ya dapat langit biru dan
kabut. Hati-hati di puncak ya, teledor sedikit terpelincir. Puncak batu sudah
menelan satu korban (laki-laki) yang terprosok ke jurang dan nyawanya tak
terselamatkan, nanti di puncak juga kita bisa lihat nisannya kok. Oiya tidak
disarankan untuk memakai celana pendek karena di puncak banyak serangga yang
berterbangan dan lumayan sakit kalau terkena sengatan. Jadi celana dan baju
lebih baik panjang, jangan lupa pakai buff untuk menutupi leher kalian. Eja
sama furkon lagi asik main foto-fotoan, gue dan ade tunggu mereka di tepi
jurang dan untungnya gue prepare bawa payung dari rumah, jadi sedikit
menghindari kepanasan.
Buat turun akan lebih sulit dari
naik, kalau gue sih mending nyerosot dari pada nyusruk hahaha. Di sini saatnya
dibutuhkan safety kawan, meskipun gunung pendek kalian tetap harus safety. So,
coba deh one day hiking ke gunung batu, gue jamin nggak akan nyesel karena
puncaknya keren.
No comments:
Post a Comment