Makanan berhamburan di kursi perkuliahan, suara
bising terdengar tanda ruang kelas tidak ada dosen. Sebagian dari mereka
menyendiri dan sebagian dari mereka berkerumun dan berkelompok. Entah apa yang
sedang diperbincangkan. Tampak tujuh orang mahasiswi dengan satu orang
mahasiswa yang berlagak seperti wanita. Bergurau dan berhumor serta tertawa
terbahak-bahak adalah hobi mereka. Tetapi semua ini berhenti tiba-tiba saat
seseorang diantara mereka bersuara seperti gumaman.
Ratu :
“Kalau dipikir-pikir buat apa sih gue kuliah?” sambil melongo “Nggak ada
gunanya juga, sama aja intinya buat nyari duit-duit juga. Mending gue kerja
sekalian, jadi SPG gak apa, dapat menghasilkan uang juga” (seperti bicara
sendiri)
Female :
mendengar perkataan Ratu kaget “lo apa-apaan sih ngomongnya?” (agak membentak)
“itu pemikiran lo sekarang, lo nggak mandang buat masa depan lo? Masa depan lo
tuh masih panjang tu!” suara female seperti membangunkan Ratu yang sedang
tertidur pulas. “lo sih pacaran sama Nami, kuliah nggak! Bisanya bawa dampak
yang buruk buat lo!”
Ratu :
“lo kenapa bawa-bawa nami si fe?” tutur Ratu lemas “dia nggak ada sangkut
pautnya” (agak memperjelas)
Female :
“Yaudah lah, lo bikin rusak suasana aja” ujar Female menyudahkan
Ucha, Ochi, Ririn, Ira dan Nuri hanya dapat saling
melihat satu sama lain dan mendengarkan percakapan keduanya tanpa berani ikut
camput dan berpendapat. Bagi mereka Ratu paling tertua diantara mereka dan
paling banyak masalah, mereka tidak ingin menambah masalah pada diri Ratu
apalagi meruncingkan perkataan Female yang malah akan mempertajam masalah Ratu.
-------
Selesai perkuliahan semua mahasiswa biasanya
menuju tempat makan yang enak dan hemat. Begitulah yang terjadi pada 7 sejoli
ini, tetapi tidak untuk Ratu. Ia harus menyelesaikan perkuliahan lain yang
sempat tertunda. Akhirnya mereka memutuskan untuk makan ber-6 saja. Di
perjalanan mereka memuat 2 banjar masing-masing baris 2 orang.
Female :
“Sebel nggak sih lo sama Ratu? Pikirannya itu kayak anak-anak, paling tua,
badan gede, tapi pikirannya dikit!” (menggerutu)
Ririn :
“iya, dia begitu pasti karena Nami. Lo tau kan? Itu orang udah nggak kerja,
kerjaannya ngintilin Ratu kuliah terus, kayak nggak ada kerjaan lain aja. Apa
kek gitu cari kerja? Nggak suka gue sih sama Nami” cetus Ririn bergidik
Female : “lo
pikir gue suka? Gue juga nggak suka kali sama Nami. Masa gue harus ngomong
langsung sama Ratu kalo gue nggak suka gitu sama Nami? Gila kali lo!” ujar
Female masih dongkol
Ira :
“tau ih Ratu, apa yang disukain dari tu cowok sih, heran deh gue. Udah tu cowok
sering nyakitin dia, kalau lagi kesel main tampar, cubit, pukul. Belum jadi
suami aja udah kayak gitu, gimana udah jadi suami? Nggak bisa ngebayangin gue”
sambar Ira memperkeruh suasana
Ucha :
“Siapa tau aja Ratu udah pernah diapain gitu Fe? Jadi nurut banget sama Nami?”
ucap Ucha dengan polosnya. “Nggak mungkin kan kalau belum diapa-apain bisa
nurut dan cinta banget sampai kayak gitu” tambahnya
Female : “Ya
pastilah, orang kalau gue baca sms-nya aja parah banget” jelas Female
Ucha :
“Iya tuh, gue juga pernah baca, malah dia yang ngasih tau smsnya ke gue. Sia
Nami minta di cium pakai gunung gede”
Ochi :
“ih Ucha, ngapain sih baca-baca sms orang? Geuleh atuh”
Ucha :
“Orang Ratunya sendiri yang ngasih tahu ke gue, bukan gue yang minta. Lo juga
dikasih tau kan Rin? Sampai gue tanya ini beneran apa bohongan sih?”
Ririn :
“iya gue juga baca, ya lagi Fe dia pake nanya beneran apa bohongan? Si Ratu mah
senyum-senyum aja. Lo pikir aja Cha beneran apa bohongan kalo orang udah berani
sms kayak gitu, lemot banget deh dia Fe!” Sambil melengos kebelakang arah Ucha.
Nuri :
“tahu nih Ucha lagi ya, ngikut-ngikut aja. Anak kecil diem-diem aja” bernada
mengeledek
Ucha :
“ih songong banget deh lo Nur” geram Ucha
Ucha memang paling muda dan paling kecil diantara
mereka, sudah sewajarnya dia memang tidak terlalu paham dengan hal-hal yang
berbau sex. Ditambah lagi dengan pacaran yang hanya sebualan, seminggu, bahkan
ada yang hitungan hari. Alasan yang terlontar hanya “nggak cocok”. Lain halnya
dengan Nuri yang sampai saat ini, tak satu pun dari temannya mengetahui siapa
wanita yang disukainya, apalagi punya pacar? Kadang teman-temannya pun mengira
kalau Nuri penyuka sesama jenis. Memasak, berdandan, salon, designer sudah
menjadi kesehariannya. Tak jarang dari wanita sekelasyang sering minta
diajarkan caranya memakai maskara, lip gloss yang bagus, design kebaya, makanan
kue, sampai lulur. Begitupun dengan hatinya, Nuri sama sensitifnya dengan
wanita dan terkadang tidak sadar bahwa pukulannya menyakitkan temannya, karena
bagaimanapun dia tetap laki-laki.
-----
Semua mahasiswa jurusan Sastra Indonesia semester
3 gempar mendengar berita heboh kalau Ratu sudah cuti dari perkuliahan. Ratu
tidak memberikan alasan yang jelas atas cuti sementara perkuliahannya. Banyak
kabar simpang siur tentang keberadaan Ratu. Ibu Ratu mencarinya sampai
menghubungi kontak telepon semua teman-temannya, tetapi tidak ada yang
mengetahui dimana Ratu berada sekarang. Samapai satu bulan berlalu setiap
absen, dosen selalu melangkahi nama Ratu Rataliu. Hingga tugas kelompokpun
dibagi dengan membuang nama Ratu Rataliu. Seselesainya perkuliahan, perjalanan
dari lantai tujuh sampai kelantai dasar cukup memakan banyak waktu.
Ucha :
“lo semua mau makan dimana? Gue mau cari bahan paper dulu di internet sebentar
doang, tungguin ya?” tutur Ucha penuh belas kasih
Ririn :
“dih ogah banget gue disuruh ngguin lo, udah laper banget gue belum makan. Lo
tahu kan kalau gue belum makan gue gemeteran?” acuh Ririn sambil berjalan
Ucha :
“tu kan kalau Female aja ditunggui, kalau gue aja ditinggal, mentang-mentang gue
paling kecil” (memelas)
Female :
(terkekeh) eh Cha, gue mah mau-mau aja nunggu lo, lah ini mereka yang pada
nggak mau nungguin lo, ya gue mah ikut aja” (tersenyum kecil)
Nuri :
“yaudah sih Cha sendiri aja, manja banget dah nih anak!” memulai perang mulut
dengan Ucha
Ucha :
“Ngapain si lo Nur, emang gue minta tungguin sama lo!” (mulai kesal)
Ira :
“Udah apa ini ya adik kakak berantem terus, Fe urus nih!” menyerahkan semua ke
Female. “Fe, gue mau k Postar dulu ya? Udah di tungguin lo semuanya duluan aja,
dahhh semuanya” (berjalan sambil melambaikan tangan)
Ochi :
“tuh kaya Ira, kemana-mana sendiri Cha”
Ucha :
“alah, lo sendiri juga kadang minta ditemenin!” sahut Ucha masih dongkol
Female : “tuh
kan kalau nggak sama Nuri berantemnya sama Ochi. Udah deh, lo Cha kalau mau
ngerjain tugas, yaudah kerjain aja sendiri. Kita makan di saung, nanti kita
tungguin lo di saung. Lo nggak lama kan?”
Ucha :
“yaudah iya, nggak lama kok gue”
Merekapun berpisah ke arah masing-masing. Ira
sibuk dengan organisasinya, Ucha dengan tugas papernya yang selalu harus
perfect, dan Female, Ririn, Ochi dan Nuri menuju saung untuk menyantap hidangan
makan siang. Setibanya Ucha di warnet, tak lupa hal pertama yang dia lakukan
membuka facebook sebelum mencari tugasnya di google. Ketika hendak meneruskan
pencarian bahannya di google, ia melihat pesan online baru masuk.
Ratu
Ratali Yuks : Cha, apa kabar
lo?
Ucha gitu
ajjah :
Baik Tu, lo dimana? Kita semua nyari lo
Ratu
Ratali Yuks : Jangan
bilang-bilang Female ya kalau gue chat lo
Ucha gitu
ajjah :
iya, nomor hp lo berapa?
Ratu
Ratali Yuks : 085691231317,
tapi janji ya jangan bilang2 Female kalo gue chat lo
Ucha gitu
ajjah :
iya, lo dimana sekarang?
Ratu
Ratali Yuks : gue sekarang
kerja jaga warnet Cha sama Nami di Bandar Gebang
Ucha gitu
ajjah :
jauh banget, ngapain di sana?
Ratu
Ratali Yuks : kan rumah Nami
di daerah sini Cha, gue udah nikah sama Nami
Ucha gitu
ajjah : What? Nikah?
Gimana bisa?
Ratu Ratali Yuks : iya Cha, gue nikah tanpa wali,
kayak nikah siri gitu, abisan keluarga gue nggak ada yang setuju,terpaksa deh
gue lari
Ucha gitu ajjah : tapi kan nyokap lo punya
alasan yang jelas kenapa ngelarang lo pacaran sma Nami. Nami itu kan masih
paman lo jatuhnya Tu
Ratu Ratali Yuks : bukan itu masalahnya Cha, masa
karena abangnya dia nikah sama tante gue dan nyokap gue ngeliatnya hidup mereka
kurang rukun dan bahagia, dia nyamain Nami sama kayak abangnya
Ucha gitu ajjah : buka gitu maksudnya Tu, pasti
nyokap punya alasan yang lebih jelas sampai lo nggak boleh pacaran sama Nami
Ratu Ratali Yuks : yaudah lah Cha, gue juga udah
nikah sama Nami dan gue berharap gue secepatnya hamil biar nyokap bokap gue
setuju. dah dulu ya, nggak enak nih kalau chat lama2 sma yg punya warnet
Ucha gitu ajjah : lo nggak takut apa, lo itu
Cuma nikah siri Tu, lo bayangin nanti keberadaan anak lo
Belum sempat ia kirim pesan tersebut. Chat Ratu
langsung offline. Untung Ucha mendapatkan nomor telepon Ratu. Namanya juga
Ucha, dibilang jangan bilang-bilang tidak akan mungkin tidak bilang female.
Dengan tergesa-gesa membereskan bahan papernya, Ucha langsung berlari ke arah
saung. Sampai sepatu sketsnya hanya diinjak tanpa di masukkan dan tali sepatu
yang belum sempat diikat.
Ucha :
“Fe, gue tahu Ratu dimana” (bercucuran keringat)
-----
Ucha :
“Fe gue nggak nyangka ya, gue udah bilang sama lo jagan bilang ke nyokapnya
Ratu. Gue nggak enak sama Ratu, nanti dikira ember. Sekarang apa? Nyokapnya
langsung pergi ke Bandar Gebang kan nyusul Ratu? Past nanti Ratu dipukulin Fe,
lo tega apa?” (sambil menangis)
Female : “Cha
lo tenang dulu, ini semua gue lakuin untuk kebaikan Ratu juga. Lo bayangin
kalau dia tetap bersama Nami? Mau jadi apa Cha teman kita? Gue juga nggak
ngebayangin gimana jadinya kalau sampai dia hamil anaknya Nami. Kita semua
sayang Ratu, gue juga tahu lo sayang banget, tapi itu semua kita lakuin karena
sayang Ratu” berusaha terus menenagkan Ucha
Ucha :
“gue tahu Fe, tapi eenggaknya lo ngomong dulu sama gue. Walau bagaimanapun Ratu
udah mempercayakan semuanya ke gue, dan berharap gue nggak berhianat kayak lo!”
Female : “gue
bukan pengkhianat!” tegas Female. “Gue sayang Ratu sama kayak gue sayang ade
gue sendiri. Mungkin lo nggak tahu seberapa besarnya sayang gue ke dia. Gue
capek denger rintihan tangisan dia setiap disakiti Nami, dan gue yang paling
tahu betapa sakitnya dia di sana. Nggak Cha, dia nggak pernah bahagia di sana!
Gue yang tahu Nami gimana, buka lo! Dan bukan juga kalian!” Female pergi
meninggalkan kelima temannya dan Ucha.
Ririn :
“Cha, mungkin Female benar. Lo nggak tahu apa-apa tentang Ratu, setahu gue dia
curhatnya sama Female terus. Gue juga kaget pas lo cerita tentang Ratu, apalagi
sampai dia bilang ‘jangan bilang-bilang Female’. Mungkin dia sangat terpukul
atas ucapan lo, secara dia yang selama ini lebih kenal dekat sama Ratu”
Ucha terlihat seperti berfikir sambil merenung
mendengar ucapan Ririn sambil bersender di bawah tangga loby fakultas. Mungkin
ada benarnya Female, karena sejujurnya ia hanya mengetahui sekelumit saja
masalah Ratu. Ia tidak pernah mendengar curhatan Ratu langsung dari mulutnya,
apalagi bicara empat mata dengan Ratu itu semua hampir tidak pernah terjadi.
Ya, hanya Female yang mengetahui bagaimana Ratu.
-----
Tiga bulan berselang tanpa kehadiran Ratu
ditengah-tengah perkuliahan, semua mahasiswa semester 3 B di kejutkan dengan
kehadiran sosok Ratu yang lebih kurus dari sebelumnya. Semua say hello kepada
Ratu dan menanyakan kabarnya. Tampak senyum lebar di wajahnya. Teman-temannya
masih memojok menunggu sosok tersebut menghampiri. Sampailah pada kedekatan
yang dulu sering mereka dapati dan kini hadir kembali.
Ratu :
“semester depan gue lanjut kuliah Fe” memulai percakapan
Female :
“gitu dong, ini baru Ratu yang gue kenal” (menyenggol kali Ratu)
Ratu :
“Agustus depan gue nikah, tapi bukan sama Nami. Pacar gue sekarang lebih mapa
dan umurnya jauh di atas gue. Gue harap kalian semua datang, gue bawa bahan
kebaya buat lo semua, nih!” sambil memberikan kebaya tersebut ketengah-tengah perkumpulan
Ucha :
“Oya Tu, maafin gue ya yang waktu itu permasalahan....”
Ratu :
“nggak apa kok Cha” potong Ratu cepat “itu memang terbaik buat gue. Gue udah
ngelupain semuanya. Gue cinta sama pacar gue yang sekarang, melebihi cinta gue
sama Nami”
Ira :
“Wow bagus dong? Lagian juga apa sih Tu, yang lo pertahanin dari sosok Nami?”
Ririn :
“tahu Tu, nggak ada bagus-bagusnya tuh orang. Terus apa calon suami lo udah tau
kalau lo pernah nikah dan status lo janda?”
Semuanya dia mendengar ucapan Ririn dan Ririn pun
menjadi serba salah sendiri sengan ucapannya. Ucha dan Ochi hanya dapat
lirik-lirikan dan berpura-pura mencari sesuatu.
Ratu :
(agak lama menjawab) “hmmm, dia udah tahu semuanya. Status agama gue memang
janda, tapi di KUA gue tetap masih sigle”
Nuri :
“syukurlah kalau begitu Tu. Tenang ya kaan-kawan permasalahan design dan
make-up biar gue yang atur. Semuanya beres deh Tu kalau sama Nuri” mengencerkan
suasana
Ratu :
(sambil tersenyum) “baru gue mau minta bantuan lo Nur”
Pesta pernikahan Ratu akan disiapkan ala adat
Betawi nan megah. Keenam temannya sibuk mempersiapkan seragam yang hendak
dipakai nanti, dengan design dan make-up dari Nuri. Semua tampak senang,
apalagi Ratu yang akan memulai hidup baru dan meninggalkan semua kenangan.
Ratu :
“Sory kalau perkataan Icha agak
menusuk hati lo”
Female :
“nggak apa gue ngerti dan paham, pasti ada sesuatu”
Ratu : “waktu
itu Nami tepat di samping gue, gue nyuri celah buat online tapi nggak ada yang
nongol, khawatir kalau gue message pas banget balesanya di buka Nami gimana?
Ehpas banget Ucha nongol di daftar online gue, langsung deh gue kasih kabar.
Soalnya kalau denger nama lo Nami kesel banget, yang ada gue di hajar lagi”
Female : “iya
gue ngerti banget. Pas Ucha ngomong pasti ada sesuatu yang lo sembunyiin,
makanya gue nggak tanggepin dan langsung ngabarin nyokap lo”
Ratu :
“thanks ya kawan, you’re the best my friend”
No comments:
Post a Comment