berapa lama aku meninggalkan waktu untuk
melihat datangnya fajar
mungkin juga fajar yang enggan menolehkan
wajahnya kepadaku
kicauan burung di pucuk pohon
mengingatkanku pada alam luar
maukah kau menemaniku?
aku bukan orang gunung
yang menikmati pagi dengan menginjakkan
awan tepat di bawah kakiku
aku bukan orang pantai
yang menikmati pagi dengan ombak pasang
dan angin kelebatan
aku hanya orang rumahan
yang dapat menikmati pagi di teras atas
dengan kesibukanku
manusia yang mengikuti zaman
mengikuti teknologi dan modernisasi
sehingga melupakan pagi dan baru menyadari
saat ini
aku beruntung menyadari saat ini bukan
suatu nanti
udara pagi menusuk jantungku dan
paru-paruku
mengorek kisah lama yang telahku hapus jauh
menyesakkan dan sangat menyakitkan
aku akan terus menantangi pagiku
menunggunya hingga mulut menguap dan mata
terlelap
dan berharap akan terus bertemu pagi sampai nanti
dan berharap akan terus bertemu pagi sampai nanti
No comments:
Post a Comment