Semantik
sendiri sebagai ilmu turunan dari Linguistik adalah ilmu yang mempelajari
tentang makna suatu kata. Semantik menitikberatkan pada objek studi yang
berkaitan tentang makna. Banyak teori tentang makna telah dikemukakan orang.
Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure bahhwa
makna adalah ‘pengertian’ atau ‘konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah
tanda linguistik. Kalau tanda linguistic itu disamakan identitasnya dengan kata
atau leksem, maka berarti makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki
oleh setiap kata atau leksem; kalau tanda linguistic itu disamakan dengan
morfem, maka berarti makna itu adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh
setiap morfem, baik yang disebut morfem dasar maupun morfem afiks.
Pengertian
makna (sense – bahasa Inggris) dibedakan dari arti (meaning – bahasa Inggris)
di dalam semantik. Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa
itu sendiri (terutama kata-kata). Makna menurut Palmer (1976 : 30) hanya
menyangkut intrabahasa. Sejalan dengan makna tersebut, Lyons (1977 : 204)
menyebutkan bahwa mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah memahami
kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat
kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Arti dalam kata ini menyangkut makna
leksikal dari kata-kata itu sendiri, yang cenderung terdapat di dalam kamus,
sebagai leksem. Makna itu tidak lain daripada sesuatu atau referen yang diacu
oleh kata atau leksem. Kita dapat menentukan makna setelah dalam bentuk
kalimat.
Contohnya:
“Sudah hampir
pukul dua belas!”
Bila diucapkan
oleh seorang ibu asrama putri kepada seorang pemuda maka bermaksud mengusir,
sedangkan jika yang mengatakan adalah seorang karyawan kantor berarti
menunjukkan waktu makan siang.
Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek
di luar bahasa. Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi
nama pada benda-benda atau objek-objek yang berada di alam semesta. Makna kata
juga dapat dibentuk oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi dalam
pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan atau
persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau peristiwa
yang terjadi di luar bahasa. Dalam konteks ini, misalnya penggunaan bahasa akan
tidak sama dalam menafsirkan makna kata demokrasi karena persepsi dan konsepsi
mereka berbeda terhadap kata itu. Selain kedua konsepsi itu, makna kata juga
dapat dibentuk oleh kaitan antara stimulus, kata dengan respons yang terjadi
dalam suatu peristiwa ujaran.
Beranjak dari ketiga konsepsi ini maka kajian semantik pada
dasarnya sangat bergantung pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa
dipengaruhi oleh konteks di luar bahasa, benda, objek dan peristiwa yang ada di
alam semesta. Kedua, kajian makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni
oleh aturan kebahasaan suatu bahasa.Begitu pula dengan pengertian tentang
kalimat, ujaran dan proposisi perlu dipahami dalam kajian antik. Dalam keseharian,
kerap tidak kita bedakan atau kalimat dengan ujaran.
Kalimat sebagaimana kita pahami satuan tata bahasa yang
sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan ujaran dapat
terdiri dari satu kata, frase atau kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur
yang ditandai oleh adanya unsur fonologis, yakni kesenyapan. dalam semantik
kedua konsep ini memperlihatkan sosok kajian makna yang berbeda. Makna ujaran,
misalnya lebih banyak dibahas dalam semantik tindak tutur. Peran konteks pembicaraan
dalam mengungkapkan makna ujaran sangat penting. Sementara kajian makna kalimat
lazimnya lebih memusatkan pada konteks tatabahasa dan unsur lain yang dapat
dicakup dalam tata bahasa dalam bahasa Inggris, misalnya unsur waktu dapat
digramatikakan yang terwujud dalam perbedaan bentuk kata kerja.
Mempelajari
makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam
suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Untuk menyusun kalimat yang dapat
dimengerti, sebagian pemakai bahasa dituntut agar menaati kaidah gramatikal,
sebagian lagi tunduk pada kaidah pilihan kata menurut sistem leksikal yang
berlaku di dalam suatu bahasa.
No comments:
Post a Comment