Oleh : Lieza Yanti F
Genre : Dokumenter
Sutradara&Produser : A Patrick Davidson Film
Judul Film : THE WORLD WE WANT
Tema Film : Mereka adalah orang yang tidak bisa apa-apa, dan mereka menunjukkan kalau mereka bisa
Semua program ini berdasarkan proses:
· Choose a problem (Memilih masalah)
· Conduct research
(Melakukan penelitian)
· Indentify solution
(Mencari solusi)
· Present action plan
(Menindaklanjuti dengan sikap)
Delapan finalist yang mendapatkan hadiah adalah USA, Bosnia dan Herzegovina, India, Indonesia, Jordan, Rusia, Senegal, dan Columbia dengan permasalahan-permasalahan yang mereka bawa dari tempatnya berada.
1. North Amerika, Vancouver
Masalah yang sangat berat saat ini di
Vancouver adalah Kesehatan makanan di Sekolah. Para siswa mensurvei tingkat
makanan junk food di Vancouver. Vancouver memang sangat terkenal dengan
masyarakat yang berbadan besar akibat banyaknya mengkonsumsi junk food.
Kesehatan menjadi faktor utama dalam belajar. Banyaknya masyarakat yang
obesitas menjadi perhatian utama siswa di Vancouver. Pasalnya masyarakat di
sana terbiasa dengan makanan siap saji yang mengandung karbohidrat dan lemak
jahat. Maka dari itu, banyak warga Vancouver menderita obesitas. Obesitas
membuat penderitanya sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jangankan
belajar, untuk berjalan saja rasanya sulit.
2. Eropa, Boznia & Herzegovina
Siswa
di Boznia mempermasalahkan tentang peperangan saudara antar umat beragama yang
seharusnya tidak ada. Perang antara muslim dengan yahudi selalu menghantui
lingkungan Boznia. Mereka ingin adanya perdamaian antara muslim, katolik,
animisme, dll.Sedangkan
di Herzegovina mempermasalahkan perbedaan sekolah murid yang keterbelakangan
mental seharusnya disatukan dengan murid yang normal, karena bagi mereka tidak
ada perbedaan antara manusia normal dengan abnormal, semua manusia sama. Misalkan
mereka dapat menyampaikan pesan lisan dari guru ke penderita tuna rungu dengan
bahasa tubuh.
3. India, New Delhi
Para siswa di New Delhi mengeluhkan akan
lingkungan yang tidak sehat dan pendidikan yang semakin rendah. Banyak warga
masyarakat disekeliling yang tidak dapat bersekolah dengan layak karena faktor
kemiskinan. Untuk mendapatkan air bersih dan makanan yang layak saja sulit,
apalagi pendidikan.
4. Rusia, Samara
Rusia memang terkenal dengan adanya
mafia. Maka dari itu mesin judi di Samara beredar luas. Siswa di Samara mengeluhkan
adanya mesin judi yang semakin ramai di lingkungannya. Bukan orang dewasa saja
yang kecanduan dengan mainan ini. Akan tetapi, banyak para remaja yang lebih
memilih meraup keuntungan lebih dari mesin judi. Lebih parahnya lagi, banyak
juga diantara mereka yang memiliki anak kecil, kemudian mengajarkan anaknya
berjudi diusia dini.
5. Jordan, Alkarak
Siswa Jordan, tepatnya Alkarak membahas
masalah adanya diskriminasi antara pria dan wanita, perbedaan suku bangsa arab,
pakistan, iran, afganistan, dan lain-lain. Banyak guru yang membiarkan murid
belajar sendirian di kelas dengan alasan suku bangsa atau agama.
6. Columbia, Alejandria
Pemberitaan mengenai Alejandria selalu
menguak tentang peperangan. Banyaknya air mata yang tumpah saat melihat
kedatangan peti jenazah ke depan pintu rumahnya membuat banyak anak kecil di
Boznia trauma. Keluarga yang mereka miliki tiba-tiba pulang sudah tidak
bernyawa. Para siswa mengeluhkan permasalah ini yang tidak pernah usai kepada
pemerintahnya.
7. Indonesia, Jogjakarta
Jogjakarta tepatnya MTs Muhammadiyah 7,
rata-rata penghasilan orangtua siswa masih bergantung pada perak. Siswa di sini
mengeluhkan akan turunnya produktifitas kerajinan perak di Indonesia. Jogja
dulu sangat terkenal dengan nama “Kota Perak”. Kerajinan perak di Jogja sangat
terkenal dulu dari pada negara lainnya. Turunnya kerajina perak diakibatkan
banyaknya tenaga kerja yang berhenti sebagai pengerajin, mereka lebih memilih
untuk menjadi TKI di Malaysia. Bagaimana tidak? Selain gaji yang lebih besar,
TKI juga mendapatkan modal dan fasilitas yang lebih dibandingkan hanya bekerja
sebagai pengerajin di kampung halaman. Selain itu, diberlakukannya PPN 10% juga
membuat pengerajin semakin sulit untuk menjual barang kerajinannya. Maka dari
itu, siswa-siswa di MTs Muhammadiyah 7 menginginkan pencabutan PPN 10% terlebih
dahulu agar lebih memudahakan pengerajin perak menjual barang kerajinannya.
8. Senegal, Ross Bethio
Siswa di Ross Bethio tidak dapat belajar dengan
leluasa. Itu semua dikarenakan mereka harus bekerja mendapatkan air bersih yang
jauh dari perkampungan rumah tinggalnya. Kadang setiap hari sebelum pergi ke
sekolah, mereka harus mengambil air bersih di rawa-rawa dengan kuda atau
kedelai dikarenakan jarak tempuh yang berpuluh kilo meter dari jarak
perkampungan.
Genre : Dokumenter
Sutradara&Produser : A Patrick Davidson Film
Judul Film : THE WORLD WE WANT
Tema Film : Mereka adalah orang yang tidak bisa apa-apa, dan mereka menunjukkan kalau mereka bisa
SINOPSIS FILM
Project
Citizen adalah program pendidikan internasional yang dirancang untuk
mengajarkan anak-anak usia 11-16 tahun sebagai aktivis untuk meningkatkan
komunitas mereka. Mereka menakan para pemimpin tentang isu-isu kebijakan publik
dalam komunitas mereka. Project Citizen mencapai anak-anak di 65 negara di
seluruh dunia ikut serta di dalam Project Citizen International Showcase,
dimana aktivis muda dari seluruh dunia bersatu, bertemu, berbagi ide, serta
bertukar pikiran. Dengan bantuan dari organisasi siswa untuk mengorganisir
program yang ditujukan untuk mengatasi segala sesuatu yang tepat untuk anak
muda mengontrol penyelundupan narkoba di daerah perkampungan Amerika Serikat.
Film Patrick Davidson menawarkan kita untuk melihat ke dalam Project Citizen,
cara kerja dan aktivitas orang-orang muda yang bertekad untuk membuat perbedaan
dalam film dokumenter ‘The World We Want’. Sekelompok anak muda dari berbagai
negara finalis akan didokumentasikan aktivitasnya, saat mereka belajar,
ketika mereka menempatkan cita-cita mereka ke dalam tingkah laku (tindakan)
untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Pusat IU Ilmu Sosial dan
Pendidikan Internasional, Dewan Penasihat Pendidikan dan Kantor Wakil Presiden
Program Internasional yang mensponsori langsung pembuatan film ini dengan
pendaftaran gratis untuk seluruh dunia.Semua program ini berdasarkan proses:
· Choose a problem (Memilih masalah)
Delapan finalist yang mendapatkan hadiah adalah USA, Bosnia dan Herzegovina, India, Indonesia, Jordan, Rusia, Senegal, dan Columbia dengan permasalahan-permasalahan yang mereka bawa dari tempatnya berada.
1. North Amerika, Vancouver
2. Eropa, Boznia & Herzegovina
3. India, New Delhi
4. Rusia, Samara
5. Jordan, Alkarak
6. Columbia, Alejandria
7. Indonesia, Jogjakarta
8. Senegal, Ross Bethio
No comments:
Post a Comment