Monday 23 May 2022

PERCAYA DIRI

Di penghujung tahun 2015 merupakan puncak awal kehidupan yang sesungguhnya untuk saya. Memantapkan diri untuk SEGERA menikah di umur 25 tahun. Bukan kah lebih cepat itu lebih baik? menghindari zinah dan fitnah. Tentunya dengan orang yang saya percaya sudah tepat. Bertemu kembali di 2015, tanpa pacaran, tanpa hambatan, begitu cepat dan tepat di tahun itu juga saya menikah. Dari praduga korban perjodohan orangtua sampai korban MBA. Namanya jodoh ya Allah kasih lancar, lancar jalannya, lancar rizkinya, lancar hubungannya, ga ada tuh galau-galauan, baper-baperan, putus-putusan, nyambung-nyambungan. Awalnya saya pikir menikah itu mencari kebahagiaan, setelah menjalani rumah tangga saya salah besar. Menikah itu mencari keridhoan Tuhan. Kalau pacar kamu bilang akan membahagiakan kamu dengan menikah itu salah besar! hahaha! apalagi untuk wanita, mungkin lebih bahagia ketika remaja. Dulu kalo bangun tidur jam 10 siang paling cuma kena omel nyokap, siangnya doi udah baik lagi, itupun kadang masih ditolerir kalo lagi kebagian shift kerja siang. Mau pergi kemana dan pulang kapan bebas tanpa pikirin orang rumah. Well, tingkat kebahagiaan berbeda-beda. Ada yang bahagia ketika memiliki keturunan, ada yg bahagia ketika memiliki harta, ada yang bahagia ketika memiliki tahta. Dan setelah proses bahagia itu tidak cukup, hanya sementara setelah itu akan ada kebahagiaan lain yang menunggu, maka susah lagi, lalu senang lagi, makanya banyak yg bilang menikah untuk "SUSAH SENANG SAMA-SAMA" karena memang susah dulu baru senang, hehehe.

Sekarang umur saya menginjak 32 tahun, walaupun banyak yg mengira 23 tahun, hehehe. Bahagia? tentunya. Ternyata seiring bertambahnya umur mengingatkan saya kepada Tuhan, mendekatkan saya kepada pencipta semesta, kembalinya tujuan hidup yang abadi. Sekarang saya lagi nikmatin prosesnya, proses kesulitan, kebahagiaan, susah, senang dalam berumahtangga dengan 2 anak. Mungkin di luar sana dengan umur yang saya punya masih ada yang berbahagia dengan status singlenya, dengan status istri, atau ibu dari anak 1, 2, 3, 4, dst. dan saat ini saya sedang berbahagia karena bisa merasakan kebahagiaan single parents sementara sambil menunggu kebahagiaan kelengkapan itu datang di penghujung tahun 2022 ini. 

Balik lagi sm tingkat kebahagiaan beda-beda ya guys... Saya bahagia dengan pemberian rindu dari suami. Mungkin rindu kalian selesai selepas suami pulang kerja, saya pun sama hanya porsinya yang ditambahkan menjadi 9 bulan. Banyak yang nanya kok mau LDM sama suami? yakin suaminya aman di LN? kalo masalah aman si suami emang ga bakalan aman dari perempuan lain, cuma bohong atau nggak sih urusan dia dengan yang maha kuasa, dan tugas saya hanya PERCAYA.