Monday 23 February 2015

RIZKI, JODOH, MATI

Awan mendung memang menginginkan hujan turun, tapi terkadang hujan tidak datang karena langit kelam, saat langit nyentrikpun kadang hujan bisa turun dengan desiran keras, itulah tali rizki. Dengan terjadinya kedekatan seseorang menginginkan pendamping hidup, tapi pendamping bisa datang bukan dari kedekatan, itulah tali perjodohan. Bukan dengan sakit keras seseorang pasti mati, yang lagi tren saat ini tiba-tiba di jalan leher sudah ditebas dengan pembegalan masal, itulah tali kematian.
Tapi bukan ketiga itu, hanya salah satunya dulu. Coba galih lagi pengetahuan kita dengan tiga nasab silam. Ayah dengan ibu asal muasalnya lieza berada di bumi melalui proses pendekatan, sedangkan nenek dengan kakek menghasilkan ayah/ibu tidak melalui proses pendekatan. Pernikahan adalah suatu hal yang sangat krusial dalam hidup. Tadinya saya berpikir sporadis di umur ke-25 batas minimal saya sudah harus menikah. Kenapa saat sedikit lagi menginjakkan umur itu semakin saya tidak siap untuk menikah? Rasa takut seperti ini disebut juga gamophobia, dimana seseorang takut salah memilih pasangan hidup, takut kebebasan yang dimiliki selama ini akan terkekang, takut suami akan berpaling ketika mengetahui semua keburukan pasca menikah, takut akan runtuhnya rumah tangga seperti yang terjadi dengan cerita sekeliling. Dan saat ini saya sedang membiarkan yang datang pergi sesuka hati, dan membiarkan yang datang masuk sesuka hati.
Apa kalian tidak pernah berfikir saat mencurahkan masalah tentang rumah tangga kalian? Saya ini belum menikah! Permasalahan yang satu beres, datang lagi masalah lain yang akhirnya saya rasa semua pria sama saja! Dan bukan kalian saja yang memiliki masalah, tapi setiap orang dan saya salah satunya. Setiap hari saya mendengarkan keluh kesah hirup biduk rumah tangga, tetangga, dan salahnya saya bercerita kepada orang yang ternyata rumah tangganya sedang ricuh. Lagi-lagi saya menginginkan buah, tapi selalu busuk dan akhirnya menjadi pekerjaan saya lagi untuk membersihkannya. Coba deh buat kamu, hey yang selalu membicarakan persoalan pernikahan. Apa ada bagusnya untuk saya mendengarkan kerikil tajam kalian? Apa untungnya untuk saya? Coba deh pikir lagi!!! Tolong dong kalau bicara dengan saya jangan bahas lagi persoalan PERNIKAHAN.

*siapapun kalian paham??? Ngerti??? Oke!!!

No comments: