Thursday 19 October 2023

Contoh teks fiksi narasi

 

Motor Listrik Ayah

 

Musim kemarau tiba, hujan tak kunjung datang selama 5 bulan belakangan. Polusi udara di ibu kota Jakarta makin parah, sangat berbahaya bagi pernapasan. Banyak factor polusi udara di Jakarta, salah satunya pembuangan kendaraan bermotor karena jumlahnya yang terus bertambah. Akhir-akhir ini, pemerintah menyerukan pembelian motor listrik dengan subsidi yang menarik. Ayahpun beralih ke motor listrik, selain ramah lingkungan, motor listrik tidak memerlukan BBM dalam pengoperasiannya. Kini Ayah tidak perlu mengantri untuk mengisi bensin lagi setiap harinya, karena motor listrik hanya memerlukan baterai untuk menjalankan motor.

                Menurut ayah motor listrik lebih irit setiap harinya, karena untuk mengisi baterai sampai penuh hanya berkurang Rp2.500,- dari pulsa token. Baterai motor listrik memerlukan energi listrik untuk pengisiannya, sedangkan motor konvensional memerlukan bahan bakar untuk pengapiannya. Energi listrik dan energi kimia dari BBM sama-sama energi yang tidak dapat diperbaharui, akan tetapi energi listrik lebih ramah lingkungan karena tidak ada pembakaran dalam mesinnya. Energi listrik bisa didapatkan dengan mudah dengan panel surya untuk menangkap panas matahari langsung, sehingga kita tidak memerlukan biaya untuk membelinya di PLN. Akan tetapi Ayah belum memiliki cukup uang untuk membeli panel surya. Aku selalu mendoakan Ayah dan semua orang agar memiliki panel surya agar tidak bergantung pada PLN untuk menggunakan listrik khususnya mengoperasikan motor listrik, karena kehidupan manusia memang tidak luput dari listrik. Listrik merupakan tanda sumber kehidupan manusia di era globalisasi saat ini.

                Kami hanya memiliki satu kendaraan di rumah kami, akupun berharap kalian juga sama. Aku lebih memilih berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah. Selain tidak memerlukan energi yang tidak dapat diperbaharui, keluargaku akan selalu sehat karena tidak bergantung pada motor listrik Ayah. Ayah hanya memakai motor listriknya untuk pergi ke tempat jauh dan untuk mempercepat waktu, tapi motor listrik ayah tidak bisa berjalan dengan cepat. Kecepatan maksimal motor listrik ayah hanya 55 km/jam, sepertinya memang cocok untuk penggunaan motor di kota agar tidak adanya ngebut-ngebutan di jalan dan meminimalisir kecelakaan. Saat aku pergi ke puncak, ayah membawa charger motornya untuk mengisi baterainya saat sampai di sana. Aku sangat senang pergi kemanapun dengan motor listrik karena dapat meredam kebisingan kota Jakarta.

No comments: