Friday 2 August 2013

SUPER GRANDMOM

Photograph by +Lieza Azzahra 
Dalam hidup kadang manusia sulit mendekatkan diri kepada Allah. Kebanyakan dari mereka mengaji Al Quran, shalat dan berpuasa. Padahal tiga treatment itu sulit kita dapatkan dibulan lain selain ramadhan. Sekalipun terlaksana iman seperti cinta, kadang naik, kadang turun. Coba deh pandangi orang yang sudah lanjut usia, yang sekarang sedang ngetrennya di eat bulaga, ”GRANDMOM” mereka sering menyebutnya “oma”. Karna gue bersuku betawi, lebih asik memanggilnya dengan sebutan “enyak” mungkin berbeda dengan orang jawa “eyang putri” dan suku lainnya. Nenek, sifatnya berbeda sedikit dengan adek. Melihatnya penuh nelangsa, kadang terkekeh atas kelucuan yang beliau miliki, akan tetapi bukan niatnya untuk membuat orang lain terbahak-bahak. Semua organ yang beliau miliki hanya dapat berfungsi sekedarnya, seperti bayi yang hanya bisa meminta sesuatu yang diinginkannya, kadang berbuat kelucuan untuk sang ibu tanpa dia sadari.

Gue punya dua nenek dengan almarhum dua kakek yang hanya gue bisa lihat salah satunya kekita ajal menjemputnya. Sudah tiga bulan belakangan ini nenek gue merasakan akan usia yang disandungnya, berharap cepat lewat tetapi ajal belum juga mendekat. Mungkin kalau beliau bisa membuhuh dirinya sendiri, beliau nggak akan minta dibunuh. Hanya dapat bicara dan teriak, tanpa dapat berbuat, hilang sudah hidup penuh semangat. Mungkin sebagian orang hanya dapat melihat rambutnya yang penuh beruban, kerutan di dahinya dan giginya yang ompong. Tetapi lebih dari itu kenyataannya, rambutnya bukan sekedar berselimut putih, akan tetapi hampir setiap hari menggugurkan rambutnya dengan banyak. Giginya bukan sekedar ompong tapi gigi kelinci yang sudah menempati posisi gigi taringnya dan gigi taring yang sudah menempati gigi gerahammnya, lidahnya sudah tidak dapat mengambil makanan yang tersangkut pada bibirnya, apalagi untuk berkata dengan jelas, percis sekali dengan bayi yang baru belajar bicara. Dahinya megerut selamanya, saat diam dan marah, pipinya sulit untuk dicubit karna sudah menempati posisi janggut. Urat biru yang terlihat jelas, bahkan aliran darahnya, mencoba sesekali mencubit kulitnya, aneh? Kok nggak balik? Sesering apapun gue memoloskan bedak dan pelembab, kulitnya sudah tidak bernafas dan menerima semua rasa. Buah dadanya yang menandakan wanita sejati berpindah kebagian perut menyelimuti perut yang tak terlihat lagi. Serta semua bulu kaki tangan yang beliau punya sudah hilang entah kemana, bahkan untuk meluruskan kakinya saja tak mampu.

Melihat kejadian ini tentu semua manusia nggak akan ada yang mau mendapati keadaan seperti ini. Banyak dari mereka lebih baik mati dari pada menikmati rasa sakit seperti ini, gue pun seperti itu. Tapi apa ini keinginan beliau? Beliaupun sama halnya seperti kita, para manusia yang berjiwa muda. Tapi apa daya? Maut, jodoh, rizky sudah ada yang mengatur, kita hanya dapat berusaha dan berdoa, Allah sesuai keinginan hambanya.
photograph by +Lieza Azzahra 

“Ya Allah jika ajalku sudah dekat, jangan biarkan aku meninggal dalam keadaan belum menghatamkan Al Quran Mu, sebelum menjalankan sunnah kekasihmu, sebelum membahagiakan orangtua hingga aku menjadi manusia yang Engkau ciptakan bukan sia-sia. Ya Allah jika ajalku terlalu jauh, dengan ini biarkan aku meninggal dalam keadaan khusnul khotimah”

No comments: