Wednesday 31 July 2013

I will always miss you, Dhon

Jangan bilang ini yang terakhir kali kita bertemu
Jangan bilang esok kau tak mengunjungiku
Mungkin baru kali ini aku merasakan pelukan hangat darimu
Membawaku rehat lelap saat malam dan terbangun saat malam pula

Rintikan air mata ini tak terbendung lagi saat ingin berjumpa
Sama banyaknya ketika ingin berpisah
Selalu menyanyikan senandung yang mengingatkan tentang kau, kau, kau

Kau menuai semua kisah baru saat lalu dan sekarang
Semua kerinduan membekas saat kau datang

Kau yang membuatku dekat dengan Nya
Kau yang membuatku selalu mengingat Nya
Kau yang menjadikan mata ini selalu ke arah Nya
Kau yang menjadikan mulut ini selalu berbicara tentang Nya

CINTA BERJARAK

Hari itu dibulan seribu sujud, gue masih diam di sana untuk waktu yang lama, dari matahari terbit sampai dia terbenam. Memandangi kisah cinta dua insan yang berjarak. Gue buka semua lembaran yang ada satu persatu, tepat di depan gue, perlahan dengan penuh kesabaraan, mengulangnya sampai tiga kali untuk benar-benar memahami. Memahami cinta yang katanya tlah berakhir, tapi menurut gue cinta nggak ada akhir. 

Sampai saat ini, cinta gue penuh realita, bukan sekedar cerita, kapan, ada, dimana, kenapa, dan bagaimana cinta itu di depan mata. Hari ini gue dihadapkan dengan seseorang yang memandang cinta penuh kesempurnaan. Cinta yang tak pernah melesat sedikitpun dibenak gue, cinta yang penuh warna. Gue cuma bisa bilang, KOK BISA SIH? Sebuah khalayan yang menjadikannya nyata, yang nggak pernah terpikir sama sekali untuk gue, menuai kisah penuh warna dengan cinta tak di depan mata, 3 tahun hanya menjadi 3 bulan, atau mungkin lebih kurang dari itu, tepatnya 3 minggu penuh rasa yang tercipta dalam kurun waktu yang lama, 3 tahun. Beruntungkah tidak menjadi 3 hari? Miris sekali. Kisah ini bukan novel atau dongeng, mungkin yang sedang buming saat itu, ini MAYA. 

Friday 12 July 2013

Untuk DIA Di Sana

Photograph by @anggi_GMM Model by @liezaazzahra
Ini aku buat dengan kedua jompolku loh, gimana ya? Tertulis hanya untuk DIA, bukan untuknya. Hatiku kelabu saat mengingat DIA, karna aku menyadari tak akan mendapatkan DIA, ya DIA yang belum pernah ada dan DIA yang masih mencintainya karna aku pun yang masih mencintainya. Ingat DIA, ingat warna-warni pencerah hati. Cukup ku buat menjadi kenangan saat merah jambu dalam sedetik berubah ungu lalu kelabu. Menjadikan DIA pilihan, tapi aku bukan untuk dipilih DIA. Si pencerah, suka warna, kuning, biru, merah, asal jangan hitam, mengikatkan aku padanya.

Thursday 11 July 2013

Kepolosan Anak Kecil

Photograph by @liezaazzahra
Kepolosan terjadi pada adik saya:
- (malam pertama bulan Ramadhan) Aduh, Dede nggak bisa tidur nih, kepikiran besok (tidur,dah malem, ngapain emang mikirin besok?) saurnya gimana ya? pake apa? (hadeh, sampe dipikirin dan gak bisa tidur, nyokap aja nggak segitunya)
- (siang-siang bulan Ramadhan) Dede kesel banget nih kalo ngeliat makanan begitu, artis sinetron pada nggak puasa semua ya ka? siang-siang pada makan (gue masih diam) Itu dia orang kristen ya? masa makan (hadeh ketawa juga)
- aduh jadwal Dede padet banget nih besok (ngapain aja emang?) paginya ikut kakak lomba mewarnai, siangnya ke rumah saudara kita (hadeh, baru dua acara aja dah bilang sibuk banget)
- (menanti berbuka puasa) enak banget ya bandung udah azan aja, kita di Bandung aja Pa, biar azannya cepet (hadehhh)
- (sebentar lagi buka) yes, tinggal 4 menit lagi, liat trans tv aja, azannya lebih cepet! oh iya ini kan tvnya telat (kebetulan di rumah pakai tv kabel sambil sibuk cari handphone) stel tv di handphone, kalo nggak stel radio biar nggak telat bukanya (cuma beda beberapa detik nggak masalah De, masih uring-uringan nggak sabar, tv nya lama azannya, belum magrib juga) Dede buka duluan ya, udah magrib ini mah, tv nya aja yang lama (serentak: JANGANNN!!!)
- (berbuka puasa) nasi! mienya untuk Dede, nuggetnya dua (makan sebentar) Papa, ini nggak abis! (hadehhh)
- (saat sahur) ih Tasik Malaya udah imsak aja jam segini, ogah Banget dede di Tasik Malaya (nanti dia bukanya juga duluan De)
- (saat gue sibuk) Kakak belom pulang Ma? kok Kakak nggak pulang-pulang Ma? (nggak sabar nunggu gue pulang, saat gue pulang) Kakak baru pulang? lama banget dah pulangnya! (saat gue libur, senang tapi kecewa) Kakak libur? hore kakak libur, kakak mah kalo libur pasti pergi (saat gue nggak kerja) kakak nggak kerja? kakak kok nggak kerja-kerja? kakak kerja apa nggak sih? mainin laptop terus, ngetik-ngetik, besok begitu lagi (nanti kalo kakak kerja Dede nyari-nyariin lagi) Dede: 'nyengir-nyengir sendiri'

UIN SYAHID, Majoring Education of Indonesian Language and Literary, 2007

Photograph by @PBSI_UINJkt

Al Muttaqien:
dikenal dengan Qien Mahdy, sampai terkadang anak-anak lupa nama aslinya. Dia kakeknya kelas B. Musyawarah nggak komplit tanpa suara dari Qien, maklum sesepuh. Tanpa Qien nggak
ada yang namanya kelas B.
Siti Aminah:
Dikenal dengan Nina, semua yang kenal Nina juga nggak ada yang nyangka kalau namanya SITI. Dia Neneknya kelas B, alias istrinya Qien. Walaupun Qien nggak pernah mengakui keberadaan Nina.
Lilis Suryani:
Nenek-nenek satu ini nggak bisa yang namanya nggak makan nasi, katanya nenek bisa gemeteran, nggak bisa ngeliat orang banyak apalagi bercanda, bawaannya pusing. Apalagi nolak yang namanya pisang, nggak bisa kalau nggak makan pisang, sampe udah punya pisang, tetep aja pisang gw dibelah.
Resi Ayu Hanisyah:
Akrab dipanggi Echi, kalau gue lebih seneng manggilnya Cicak, abis kalau Echi sering nggak denger kalau dipanggil. Dia musuhnhya Nenek Lilis. Kalau lilis pikun, Echi bisa lebih pikun. Bayangin, kalau lilis lupa naro hp dimana, kalau Echi nyari hp yang lagi dia dipegang.
Putri Agustina:
Akrab di panggil ‘Pi’, kalau Lilis lebih seneng panggil dia dengan nama ‘jablay’. Putri itu ibunya Echi dan gue, lucu ya kalau sampai Putri bener-bener punya anak yang namanya Echi dan Icha, mau jadi apa anak-anaknya nanti? Puti paling berpengaruh, ibarat mobil dia bensinnya. Walaupun umurnya nggak lebih tua dari yang lain, omongannya paling tua diantara yang lain.
Fatma Sari:
Akrab di panggil ‘ai’, ai ucing, ai otok, ai lancung, loch? Ni orang premannya kampung utan dan sekitarnya. Setiap jalan bareng dia, ada aja yang manggil. Paling males kalau jalan bareng dia, soalnya nggak nyampe-nyampe, ibarat fisika banyak hambatannya. Dan kalau jalalan sama dia, ketauan deh gue kalah tenarnya, tapi karna dia juga gue tenar, hhii.
Anung Adhy Nugroho:
Panggil aja Anung, kalau malem Nungki. Bagi cewek yang punya gebetan cowok cakep, hati-hati dengan Anung nanti direbut. Dia lebih mengetahui semua tentang cewek dari pada gue. Dari pemakaian lip gloss, maskara, masker, lulur, facial, design baju, sampai masak ini orang jagonya. Hati—hati juga kalau di samping anung, kadang dia nggak sadar kalau pukulannya pukulan cowok, sumpah sakit Nubg pukulan lo! Pisss!
Gue / Lieza Yanti F:
Akrab dipanggil Icha. Gue paling males kalau ngumpul-ngumpul sama nih orang, selalu dan selalu gue dan Echi yang disuruh-suruh, kenapa sih? Huft! Mentang-mentang gue paling kecil. Giliran gue minta tungguin, nggak ada yang mau nungguin, sedihnya jadi gue.
Dewi Handayani:
Panggil aja Bona, gajah yang ada di majalah BOBO tuh. Soalnya sesuai dengan skala tubuhnya. Paling besar diantara yang lain. Ni orang hidupnya No maden, karena rumahnya di Bekasi-Ciputat. Kalau pulang kemaleman biasanya numpang di kosan Echi, rumah gue, rumah Fatma, kosan Vivi, rumah Putri, siapa sajalah yang bisa disinggahi.
Durrah Nafisah:
Akrab di sapa Vivi. Ni orang sampai sekarang sukanya bisnis dan dagang. Kayaknya sih dia salah ambil jurusan, harusnya management atau ekonomi akutansi. Dari mulai makanan ringan, pulsa, krudung, alat make up, deodorant, baju, saking banyaknya sampe gue lupa vivi pernah jadi tukang apa lagi.
Irma Syofrawirawaty:
Kalau nggak salah tulisannya sih seperti itu. Selalu komplen kalau ada kesalahan dipenulisan namanya. Ya begitulah yang akrab disapa Uni ini. Kerjaannya selalu ngintilin kita-kita, nggak ngerti deh sebenernya dia tau apa nggak kalau kita nggak suka di ikutin, tapi anehnya kalau dia nggak ada pada nyariin.
Nurul Syaefitri:
Di panggil Sae, paling alim di kelas. Pernyataan khusus: Assalamualaikum (dengan nada khusus pula). Kalau masuk kelas assalamualaikum, kalau keluar kelas assalamualaikum, kalau ketemu assalamualaikum, kalau pulang duluan assalamualaikum, kalau bbm assalamualaikum, untung kalau masuk toilet nggak assalamualaikum.
Abdul Arsudin:
Disapa dengan Adul. Inget Adul inget cewek karena ceweknya dimana-mana, kalau ngomong tentang cewek terus, sampe pusing. Padahal mukanya nih orang nggak ada cakep-cakepnya, untung nggak dikasih ganteng lo Dul, nggak ganteng aja ceweknya udah dimana-mana, apalagi kalau ganteng.
Intan Puspita:
Akrab dipanggil Teteh. Paling putih diantara cewek sekelas. Putri selalu bilang kalau teteh kembarannya, bagai pinang dibelah dua, padahal gue nggak tau mirip dari mananya. Teteh selalu bilang kalau kulitnya belang, hitam di kakinya. Walaupun bagi gue seperti sindiran, karna hitam di kakinya kayak putih di paha gue, saking putihnya tu orang, kulitnya kaya orok.
Yuyun khairunnisa:
Yuyun paling takut yang namanya tunjuk tangan, sampai diabsen aja takut buat nunjuk tangan. Ada apakah gerangan ditangannya? Tokai? Oh no! Kalau lo masih punya hati jangan panggil Yuyun, karena dia paling takut kalau namanya dipanggil, apalagi kalau udah ditakut-takutin. Yang paling berkesan sampai sekarang tulisannya Yuyun paling BAGUS diantara yang lain (Majas Ironi).

Thursday 4 July 2013

Belajar Mentertawakan Diri Sendiri

Ini apa ya? Kok rasanya sakit, lebih sakit dari tergores pisau atau tertusuk paku. Ini apa ya? Kok rasanya sesak, lebih sesak dari penyakit asmaku yang kambuh. Aku kehilangan saat-saat bersama kita. Aku cukup mengintip senyum mu dan berharap semua baik-baik saja. Aku merindumu.

Senyummu tawaku, sedihmu dukaku, cintamu cintaku. Mereka menyebutnya kekasih.

Kamu, sampai saat ini kamu masih nomor satu. Bukan tidak ada tetapi belum ada yang sepertimu. Kamu pintar, dalam segala hal apalagi tentang aku, kamu lebih mengenal diriku dari pada aku. Kamu pendiam, sampai saat ini aku belum mengetahui sampai dalam. Kamu penyayang, bukan seorang yang romantis, apalagi bermanis-manis kata seperti pemanis. Kamu dapat memiliki apa yang aku tak dapat miliki, apalagi memiliki apa yang kamu ingin miliki. Aku mengagumimu.

Siapa yang memutuskan? AKU. Siapa yang kehilangan? AKU. Aku masih mencintai,  tetapi ini keputusanku, aku yang membuat diriku terpuruk. Benar atau salah entahlah aku tak tahu. Yang jelas kalau kau masih menyayanginya jangan pernah melepaskannya kalau tidak dapat kehilangannya. Ha ha ha buat saya.