Monday 6 January 2014

Best of Reporter

Kebayang nggak sih kalau pekerjaan kamu mengancam keselamatan? Begitu pula pekerjaan sebagai wartawan pencari berita, nggak peduli halang rintang tetap maju demi suatu pemberitaan. Karena kegigihan dan keuletan mereka sebagai wartawan, nama merekapun dikenal dan masuk ke dalam sejarah pewartawanan.

MOCHTAR LUBIS
Mochtar Lubis aktif dibidang pers sejak jaman Jepang, beliau pernah meliput perang Korea tahun 1951. Disamping laporan jurnalistiknya, beberapa cerpen lahir dari buah pengalamannya di medan perang, karenanya Mochtar Lubis digolongkan sebagai sastrawan tahun 45. Beliau pernah menjadi Penanggung Jawab Majalah Horison, Direktur Yayasan Obor, Anggota Dewan Pimpinan International Press Institute, dan Presiden Press Foundation of Asia.

GOENAWAN MOHAMAD
Sikap kritisnya sebagai seorang jurnalis membuat pendiri salah satu surat kabar ini di musuhi pemerintahan Soeharto dan sempat diberhentikan penerbitan surat kabarnya. GM (Goenawan Mohamad) sudah 30 tahun menggeluti dunia pers Indonesia. Selama itu pula banyak karya yang dihasilkan, karenanya beliau tercatat sebagai sastrawan orde baru.

SORY ERSA SIREGAR
Wartawan salah satu stasiun televisi swasta, menghabiskan nafas terakhirnya di umur 52 tahun. Bang Ersa meninggal saat melaksanakan tugasnya sebagai wartawan, peliputan konflik Aceh 2003 menjadikan liputannya yang terakhir. Jenazah Bang Ersa dan Fery Santoro (Juru kameranya) ditemukan di Kuala Maniham, Aceh Timur.

KEVIN CARTER
Pemenang penghargaan fotografi Pulitzer Prize untuk foto seorang anak dan burung bangkai di Sudan 1994 membuat Kevin dituding lebih mendahulukan pekerjaan dibandingkan menolong sesama, akibatnya dilema Kevin antara pekerjaan dan rasa kemanusiaan berkepanjangan dan membuat pria berumur 33 tahun nekat mengakhiri hidupnya di dalam truk di tebing sungai Braamfonteinspuit, Afrika Selatan.

MIKA YAMAMOTO
Peliputan berita di luar negeri tidak menyurutkan keinginan wartawan asing untuk mencari berita. Mika Yamamoto, wanita asal Tokyo, Jepang merupakan jurnalis asing pertama yang tewas di Aleppo, Suriah Utara. Mika dan seorang temannya tewas setelah terjebak dalam baku tembak antara tentara pemerintah dan pemberontak di kota Aleppo.

MEUTYA HAFID
Pekerjaannya sebagai wartawan mengancam dirinya dan juru kameranya, saat Februari 2005. Lebih dari 168 jam ia disekap di Irak saat bertugas meliput berita untuk salah satu stasiun TV swasta. Pengalaman tersebut membuanya menjadi penulis buku ‘168 Jam Dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak’ dengan kata pengantar langsung dari Presiden RI. Meutya juga membuktikan bahwa wartawan bukan hanya pekerjaan pria.

JAMES NACHTWEY
Banyak rekan seprofesi menganggap James Nachtwey sebagai wartawan foto terbaik hingga hari ini. Photographer asal Amerika ini pernah terkena granat saat meliput daerah Baghdad, saat mendadak sebuah granat dilemparkan ke arah Natchwey dan Michael Weisskopf (rekan). Ia juga menginspirasikan film “War Photographer” dan memenangkan Academy Award untuk film dokumenter terbaik.

No comments: