Thursday 11 December 2014

Ta Tengger

Terpapah pada musim, berkelut kabut dengan galau segalau galaunya. Menekankan ketukan palsu yang berujung hari kepastian, menunggu pengakhiran sang bulan yang berujung tahun YAD. Sudah cukup hari berwarna warni, biarkan sesekali aku mencoba rasanya hitam kelam. Terlalu lama aku di sini, mengukur alur ceritamu, kini biarkan aku yang menjadi sutradaranya dan akan aku buat cerita ini atas inginku.
Saat ini bukan waktunya untuk santai, tapi putar otak untuk berpikir bahwa kita bukan anak kecil, bukan saatnya bermain. Selangkah lagi umurku menginjak 25 dimana ada impian dan cita-cita yang belum terwujudkan. Aku akan segera menjemput jodohku dan berharap dia akan segera menikahiku, bukan memacariku.
#bukan calon mantan pacar

Entah mengapa akhir-akhir ini aku selalu gelisah dan menikmati kegelisahan yang tak bermuara ini. Detak jantung sedemikian hebat untuk memilih mengetuk atau membalik. Ya allah tunjukkan jalanmu disetiap sujudku, jangan biarkan nafsu mengoyahkan keimananku. Bila memang ya, katakan ya, dan bila memang tidak, katakan untuk tidak dan aku akan menghapusnya. Bantu aku menghapus semua kenangan tentangnya, bantu aku memastikan bahwa dia bukan jodohku, bantu aku membencinya.
Pengisian waktu sepertinya sudah full teng, tidak akan aku biarkan tersisa waktu luang yang didalamnya dapat mengingatkan aku tentangnya. Aku berusaha sesibuk mungkin, berusaha mendekatkan diri pada illahi robbi, berusaha membahagiakan aku dan sesamaku, keluargaku, dan teman baru yang baik. Sepertinya memang album lamaku sudah terlalu usang dan lebih baik aku menggantinya dengan tatapan hijau di langit biru ceria.
#euforia fiksi

No comments: