Monday 29 December 2014

SEDANG TIDAK INGIN MENULIS YANG AKAN KALIAN KETAHUI

#2015

Friday 26 December 2014

KANGEN MUNCAK

miss u gals
Apit: Absen dulu ya...
Mbel, mancunk, bang pman, mba dwi, nano, yudi, bang vincent, ojak
Nano: Yang bikin rame kok nggak ada?
Vincent: Lieza toh yang bikin rame? Cie Nanooo
Lieza: Dika, lo ngapain sih ubah nama group jadi kangen muncak, ada yang sedih tau.... kita kan muncak aja nggak, masa udah kangen aja :p
Andika: Rindu biar bisa muncak lagi ke tanah semeru
Apit: Dih lisa lo ngapain nyaut si, emang nama lo ada di atas yang gw absen? Mbel, sedih kalo di tanya orang, sampe puncak ga? “nggak” sedih dah kalo diceritain mah
Firman: Mau naik ke gunung apapun, puncak tetep di Bogor
Lieza: Ayulah puncak tahun baru
Vincent: gak apa lis “kangen muncak” dari pada “kangen kamu”
Dwi: Pepet terus bang...
Yudi: Om vincent, serang terus om.... Minggu Car Free Day yuks
Dwi: Aku mau lari di senayan, merapat ke senayan ajalah
Lieza: Ow ow bang Cent... Ayu aja gw mah kemana juga senayan juga lebih deket dari rumah, bang vincent bareng yaaa... Mba dwi jangan sampe gak ikut, masa gw jadi bidadari terus diantara pria2 nggak laku semua ini
Dwi: Apit mana nih? Gak kedengeran suaranya
Lieza: Biarin aja mba, kalo apit keluar ngajakin ribut terus
Apit: Lisa ngapa yaaa? Hmmm
Lieza: Apit sama mancunk ga sah di ajak kasian kejauhan, sampe senayan kita-kita udah pulang
Indra: Berantem mulu lu berdua syeitaaan. Lisa kok jahat banget ya aku nggak di ajak, kalo apit sih emang jualan gorengan di sana, gak di ajak juga dah ngetem
Lieza: Mancunk, kok kamu bukannya belain aku sih? Lagian kita-kita kan pada mau lari pagi, kalo nunggu lo yang ada lari siang, makanya punya rumah jangan jauh-jauh
Indra: lo kira rumah gw di jonggol kali segitunyaaa
Apit: Lisa gw screen shoot ya, gw kirim ke cowok lo, hahahaha
Lieza: Bodo, kirim aja, kayak temenan aja lo sama cowo gw!
Ojak: Eth dah ngapa ribut mulu si nih anak berdua yak?
Andika: Jadinya gimana nih?
Lieza: Fix minggu di senayan kumpul
Andika: Gw masuk malem hari ini, besok, dan lusa
Lieza: Dika kita lari pagi ya, bukan lari malem, jadi stop buat bilang nggak bisa
Andika: Gw baru balik jam 7 pagi lisa, ya kali langsung lari, ngooookkk!
Lieza: Makanya lo jangan siang jadi malem, malem jadi siang, kasian ochi
Dwi: Ochi gak malem mingguan lagi dong? Huhuhu
Andika: Nggak ada kata malming, bosen... trus gimana bang pman? Nyaut apah...
Pman: Sabar-sabar, gw lagi baca berita kalo kereta di kota mengalami kecelakaan, saksi matanya dika. Lo mau kemana lagi dik? Gile nggak ada capenya tuh kaki
Andika: iya gw juga masih shock! Huaaa! Salah lagi aja gw punya nama pasaran!
Lieza: Hahaha :D Dika lo nggak kenapa napa kan? #padahal gw berdoanya biar kenapa-napa, sialll
Ojak: Ini apaan sih group brisik banget!!!
Vincent: Heh lo lagi kerja ngapain main hp? SP nih!
Dwi: Widih pak aji galak bener... Ojak lagi online pake mainin hp, diomelin bos kan tuh, ambil ja pak haji talenan aple nya, kalo perlu sama dslr canonnya, wkwkwkwk
Ojak: Pisss bang Cent!!!
Lieza: Eh si ojak udah diomelin malah di bales lagi, hahahahaha :D
Andika: Gc ah ganti DP ke semeru, pengen-pengenin orang-orang
Lieza: Gals, semua foto di handphone gw udah di lo semua kan abang-abang? Soalnya gw mau apus yang gak ada gwnya, hihihi
Nano: Lis kirimin foto-foto gw semuanya yang ada gwnya, takut ada yang belum ke simpen, lewat whats app personal aja
Andika: Hmmm mau di apus-apusin ya
Indra: Cie bang nano sekalinya keluar mintanya personal, orang lisa udah gw jitepin, entar bulan agustus balik lagi ke semeru sama gw

#Admin by Vincent

Thursday 11 December 2014

Inspirasi disela bekerja

Photograph by +Lieza Azzahra 
Sekali-kali begini, saya biarkan kalian sibuk dengan urusan kalian dan yang bukan urusan kalian. Saya rasakan kekosongan ini, tanpa hamparan kertas berserakan mengotori meja kerja. Biarkan mesin printer terus berjalan tanpa tersenggol saya meski hanya satu untuk friday ini atau saat ini saya bilang free day. Tak tercolek kacamata pilihanku untuk menatap komputer dengan waktu lama, lebih baik saya pulang. Tapi tidak, saya dibayar untuk bekerja, bukan untuk pulang. Cambuk lagi pikiran pemalas ini, tanpa pandang bulu. Hey kalian yang di sana, ayo bekerja mesti tidak ada pekerjaan, setidaknya berpikir bagaimana mendapat suatu pekerjaan. Kertas dan map yang bertumpuk saya sulap menjadi makanan dan minuman yang satu persatu bakalan saya selesaikan, sambil menikmati awan hitam penyambut hujan dengan secangkir jus apel :)

Ta Tengger

Terpapah pada musim, berkelut kabut dengan galau segalau galaunya. Menekankan ketukan palsu yang berujung hari kepastian, menunggu pengakhiran sang bulan yang berujung tahun YAD. Sudah cukup hari berwarna warni, biarkan sesekali aku mencoba rasanya hitam kelam. Terlalu lama aku di sini, mengukur alur ceritamu, kini biarkan aku yang menjadi sutradaranya dan akan aku buat cerita ini atas inginku.
Saat ini bukan waktunya untuk santai, tapi putar otak untuk berpikir bahwa kita bukan anak kecil, bukan saatnya bermain. Selangkah lagi umurku menginjak 25 dimana ada impian dan cita-cita yang belum terwujudkan. Aku akan segera menjemput jodohku dan berharap dia akan segera menikahiku, bukan memacariku.
#bukan calon mantan pacar

Entah mengapa akhir-akhir ini aku selalu gelisah dan menikmati kegelisahan yang tak bermuara ini. Detak jantung sedemikian hebat untuk memilih mengetuk atau membalik. Ya allah tunjukkan jalanmu disetiap sujudku, jangan biarkan nafsu mengoyahkan keimananku. Bila memang ya, katakan ya, dan bila memang tidak, katakan untuk tidak dan aku akan menghapusnya. Bantu aku menghapus semua kenangan tentangnya, bantu aku memastikan bahwa dia bukan jodohku, bantu aku membencinya.
Pengisian waktu sepertinya sudah full teng, tidak akan aku biarkan tersisa waktu luang yang didalamnya dapat mengingatkan aku tentangnya. Aku berusaha sesibuk mungkin, berusaha mendekatkan diri pada illahi robbi, berusaha membahagiakan aku dan sesamaku, keluargaku, dan teman baru yang baik. Sepertinya memang album lamaku sudah terlalu usang dan lebih baik aku menggantinya dengan tatapan hijau di langit biru ceria.
#euforia fiksi

Festival Lenong Keliling

Budaya betawi di Jakarta dewasa ini sudah sangat terkikis dimakan usia. Mulai dari tari topeng, lenong, gambang kromong, kroncong, ondel-ondel, dan lain-lain. Semua seni memiliki sejarah masing-masing disetiap penamaannya. Adanya festival lenong keliling yang diselenggarakan langsung oleh dinas provinsi DKI Jakarta sangat membantu warga jakarta dalam melestarikan suku budaya, terutama untuk menimbulkan minat dan kecintaan generasi muda di zaman modern ini. Bermula di awal november 2014 sampai dengan 10 November 2014, festival lenong keliling sudah mengunjungi 19 titik di Jakarta, Kelurahan Ulujami adalah konser yang ke-20 atau terakhir dalam tahun 2014 ini, tutur Bapak Ghazali selaku pimpinan sanggar Lenong Robet. Pemeran dalam lenong keliling ini juga berganti-ganti, kebanyakan mereka yang bersuku betawi asli, seperti H Bolot, Mpok Nori, Mpok Siti, Qubil, Udin Nganga, Sapri, Malih Tongtong, dan lainnya. Semoga tahun depan akan lebih sering diadakan kesenian betawi dengan berganti-ganti kesenian, agar kesenian betawi tidak punah di wilayahnya sendiri (Ibu Kota DKI Jakarta).

photograph by +Lieza Azzahra 
Kegiatan lenong keliling juga sangat berbau nuansa agamis yang rata-rata masyarakat betawi beragama islam. Adanya sambutan, doa, dan mc dalam awal pertunjukan lebih menonjolkan kesatuan umat muslim. Ditambah dengan alur cerita lenongnya sendiri yang lebih menekankan nasihat kehidupan. Berikut ceritanya.

Tema     :Kurma Sodikin
Judul     : Khasiat Buah Kurma
Tokoh   :
-          Sodikin
-          Pacar Sodikin
-          Ayah Sodikin
-          Raja
-          Ratu
-          Kardun (Panglima)
-          Jaya (Prajurit 1)
-          Rudi (Prajurit 2)
-          Jaka (Prajutit 3)
-          Rentenir
-          Penjual jamu dan kurma
-          Penjual buah dan kurma
-          Penjual kurma

Di suatu desa terpencil, hiduplah serang anak yang bernama Sodikin. Sodikin tinggal bersama ayahnya yang sedang sakit parah. Penyakit ayahnya sering kumat di malam hari, itu yang membuat Sodikin sudah tidak dapat lagi menjual kurmanya. Apalagi ayah Sodikin terbelit hutang yang cukup banyak, sehingga rentenir sering kali mengunjungi rumah Sodikin untuk menagih hutang. Keseharian Sodikin hanya menjaga ayahnya dari penyakit dan rentenir, sampai pacarnyapun jarang diajaknya berkencan. Hingga sang pacar marah dan sempat berpaling kepada rentenir kaya dari pada memilih untuk tetap bersama Sodikin. Di desa tersebut dipimpin oleh seorang raja dan ratu yang kaya raya. Raja dan ratu adalah pelanggan setia Sodikin. Tapi belakangan ini raja dan ratu sudah tidak dapat menikmati kurma Sodikin karena persoalan Sodikin yang sudah tidak lagi mensupply kurma-kurmanya, dia hanya memberikan sisa pasokan kormanya untuk sang ayahanda yang sedang sakit.

Raja merasakan letih yang berkepanjangan, sedangkan ratu yang sedang hamil muda mengidamkan kurma Sodikin. Bagi sang raja, khasiat kurma Sodikin dapat mengembalikan stabilitas tubuhnya agar kembali bertenaga. Kurma sodikin adalah kurma nabi yang didatangkan langsung dari Saudi Arabia, itu yang menjadikan kurma sodikin berbeda dengan kurma lainnya. Raja dan ratu sulit mencari identitas Sodikin, karena mereka hanya mengenal Sodikin di pasar. Raja dan ratu menyebarkan seluruh prajurit dan panglimanya untuk langsung terjun ke lapangan dalam pencarian Sodikin, akan tetapi prajurit tidak ada yang mendapatkan kurma tersebut. Sang panglima marah kepada prajurit yang dinilai tidak becus dalam pencarian Sodikin, sang panglimapun bersama prajurit 3 memutuskan untuk mencari sendiri kurma Sodikin. Sang panglima menemukan tempat tinggal Sodikin dan ayahnya berada. Akan tetapi kedatangan sang panglima tidak membuahkan hasil, Sodikin tidak mau memberikan kurmanya kepada panglima. Sodikin sangat percaya dengan kurma ayahnya dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya. Karena pasokan kurma yang sudah sangat sedikit, Sodikin menolak untuk memberikan kurmanya untuk sang raja dan ratu, baginya kesehatan ayahlah yang nomor satu.

Prajurit 1 dan prajurit 2 sudah kewalahan mencari sisa kurma sodikin di setiap penjual kurma, dari penjual kurma, jamu, dan buah sudah dicobanya, tetapi tidak ada satupun kurma yang rasanya sama seperti kurmanya Sodikin. Kedua prajurit ini berniat untuk mengelabuhi rajanya dengan kurma palsu, mereka mengantarkan penjual kurma ke istana raja. Saat raja mencicipi kurma dari penjual kurma tersebut, raja mengetahui bahwa kurma tersebut bukanlah kurma yang beliau cari (kurma Sodikin). Akibat kebohongan yang diciptakan oleh prajurit 1 dan prajurit 2, raja dan ratu memberikan punishment kepada kedua prajurit tersebut.

Sang ayah Sodikin yang menyadari umurnya sudah tidak panjang lagi memerintahkan Sodikin untuk memberikan kurmanya kepada raja dan ratu. Sodikin tidak kuasa menjalankan perintah sang ayahanda, tapi itulah permintaan ayahnya yang terakhir. Akhirnya Sodikinpun berniat untuk datang langsung ke istana dan memberikan kurmanya ke sang raja dan ratu. Kebaikan hati Sodikin mendapatkan appraisal dari sang raja, sang raja memberikan rumah mewah dan memberangkatkan haji untuk Sodikin dan ayahnya. Mendengar penghargaan yang diraihnya, Sodikin bergegas memberitahukan kabar gembira ini kepada sang ayah. Saat sang ayah mendengar kabar tersebut, sim salabim penyakit ayahnya sembuh seketika. Ternyata ayahnya mengidap penyakit kismin alias miskin yang banyak tekanan karena hutang dengan rentenir. Kini hidup Sodikin dan ayahnya serba kecukupan dengan berdagang kurma dan terlepas hutang dari rentenir.

Saturday 6 December 2014

Ayah dan Ibu Hebat

BENAR nyatanya sesuatu yang tidak terlintas bahkan tidak terpercayakan oleh saya sebagai seorang anak kandung yang memiliki ayah tidak baik. Ini suatu tamparan keras yang Allah berikan kepada saya dan keluarga. Diakhiri di tahun 2014 kelam, tanpa saya ketahui kapan ini semua dimulai, yang saya tahu tiga anak itu sudah menyandang nama belakang ayah saya. Sekarang ayah saya sudah memiliki kampung di Yogyakarta sana. Setiap malam jumat ayah selalu keluar rumah untuk “berhubungan” layaknya suami istri dengan wanita tersebut. Bagaimana cara saya melarang ibu saya untuk  “jangan berhubungan” dengan ayah saya? Ayah yang hebat, dapat menyimpan bangkai yang baru terhendus saya dan adik saya.

Dua minggu belakangan ini rasanya saya selalu ingin memeluk tubuh ibu saya, seperti perasaan rindu yang tidak pernah tersampaikan saat melihatnya. Mungkin karena akhir-akhir ini kesibukannya lebih menyita waktunya sebagai ibu. Ibu saya memang seorang workaholic, beliau yang berjuang mati-matian untuk menafkahi keluarga. Senin sampai jumat wakutunya bekerja, sabtu dan minggu waktunya kuliah. Kalau dapat memilih, ibu saya tidak akan mau untuk kuliah lagi, tapi ini tuntutan pekerjaan, jika beliau tidak laksanakan, mau jadi apa kami? Tanpa beliau kami tidak akan dapat hidup enak, berpendidikan tinggi, dan memiliki segala. Saya sangat bangga terhadap ibu saya, ibu yang hebat, disaat teman sebayanya dapat menikmati uang hasil jerih payahnya, ibu saya hanya mengingat keluarga untuk makan uang tersebut. Ibu saya merangkap menjadi ibu beserta ayah untuk keluarga kecil kami, tapi ayah tidak melihat itu. Tegakah saya sebagai seorang anak untuk mengatakan kejujuran yang nantinya berujung perpecahan? Dengan saya berbohong, saya seperti menusuk ibu perlahan-lahan, merasakan pedih yang masih dapat tertahan. Atau haruskah saya jujur untuk mengatakan kebenaran yang juga menyakitkan ibu saya sekarang?

Berpuluh tahun saya hadir sebagai seorang anak, dan juga adik-adik saya tidak pernah merasakan perayaan ulang tahun sedemikian mewah seperti ini. Dari sini saya tahu, ayah saya bukan tidak menyayangi keluarganya yang lama, tetapi lebih menyayangi keluarga barunya. Aku tidak kesal atau marah pada anak-anak yang tidak berdosa itu. Perbuatan ayahnyalah yang salah. Boleh saya bilang tahun ini adalah kebersamaan kami yang terakhir? Akan saya angkut semua hak milik beserta isinya untuk meninggalkan rumah ini. Biarlah keluarga yang baru dapat masuk dan merasakan kehangatan yang belum mereka dapatkan di istana ini. Sangat sedih rasanya meninggalkan kenyamanan di istana dan harus beradaptasi dengan gubuknya ibu, tapi ini suratan takdir.

#Akan aku manfaatkan kebersamaan ini agar ayah selalu ingat kenangan diantara kita