Wednesday 20 May 2015

GUNUNG BATU (BUKIT JONGGOL)


Furqon, Gue, Ade, Eja
Kenal Sony wakwaw? Itu loh bintang cilik yang wajahnya sering nampang di SCTV, yang sering bilang “bapa mana bapa mana bapa mana? i mana? i mana? i jonggol!” Hahahaha. Tak luput dari persoalan sony wakwaw, gue nggak tau sebenernya jonggol itu dimana? Dan ternyata ada beneran loh jonggol itu. Jonggol itu sebuah nama desa di daerah jawa barat, tepatnya kota Bogor. Selidik punya selidik di desa Jonggol itu banyak terdapat tempat wisata yang nggak banyak orang yang tahu. Mungkin karena desanya terpencil kali ya. Salah satu tempat wisata di Jonggol yang mau gue perkenalkan adalah Gunung Batu, lebih tepatnya sih Bukit Jonggol karena untuk sampai puncaknya hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu jam saja. Traveling di gunung seperti ini biasa disebut pendaki dengan “One Day Hiking” yakni pendakian yang hanya membutuhkan waktu seharian.

Gunung Batu terletak di kecamatan Sukamakmur, desa Sukaharja. Perjalanan ke sana gue tempuh dengan modal nekat berempat dengan motor, menghapus kepenatan di Jakarta. Gue dibonceng Eja, Ade dibonceng Furkon. Kita jalan jam enam pagi, gue petunjuk arahnya, sebelum jalan gue maping GPS mulai dari Cibubur Junction to Sukaharja. Dari Cibubur Junction lurus terus lewat jalan raya bogor, kita melewati taman wisata Mekarsari, dari sini masih ½ perjalanan lagi ya dan masih lurus. Tiba di pertigaan tajam yang mengharuskan kita ke kiri, di situ ada plang kiri: Bekasi, lurus: Jonggol, kalau takut nyasar tanya aja arah jonggol kemana ya? Kita lurus sesuai arah plang, jalanannya hanya muat dua mobil dan agak sedikit rusak, tapi nggak jauh dari situ jalanannya bagus kok. Dari situ lurus terus sampai pasar jonggol, kalau takut nyasar tanya orang setempat saja pasar jonggol dimana, insya Allah nggak disasarin kok penduduk di sana lumayan ramah. Nah kalau sudah sampai pertigaan pasar jonggol kita ambil kanan, jalanannya lebih sempit untuk dua mobilpun mepet sekali. Nanti ada plangnya kok kanan: sukamakmur, kita ambil kanan ya sesuai dengan petunjuk. Nah dari sini kita lurus terus yaaa, jalanannya agak rusak jadi kalian harus hati-hati dan pelan-pelan, selain itu juga sayang banget buat terlewatkan pemantangan sawah dengan undakan terrasering dan irigasi yang kalian bisa nikmati. Kita juga lewati beberapa sungai loh dan sungainya lumayan masih jernih banget, sayang banget kalau Cuma dinikmati. Gue dan Eja nekat turun dari motor buat foto-foto di pemantangan sawahnya. Gue saranin untuk pengendara motor untuk tidak memakai motor matic, karena motor matic dengan merk tertentu nggak bisa naik, apa lagi kalau pengendaranya berbadan besar, hahahaha. Okey sampai pertigaan mentok yang mengharuskan kita lurus, kita ambil kanan sesuai plang kiri: gunung batu. Dari kiri sini sudah terlihat gunung batu dan terlihat sangat lancip. Gue sudah feeling tracknya terjal melihat bentuk gunungnya. Signal handphone mulai kerlap kerlip menandakan desa ini tidak ramai penduduk. Tidak disarankan untuk pengendara motor ataupun mobil melewati perlintasan ini di malam hari ditakutkan ada pembegalan dari warga setempat, karena kondisi jalan yang masih rawan dan minim penerangan. Jalan semakin jelek dan menanjak, tapi itu bukan berarti tersasar, tapi sudah dekat.

Tarraaa kita sudah sampai di gerbang masuk gunung batu. Perorang dikenakan tarif 7500 rupiah dan ternyata bukan hanya remaja, banyak bapak-bapak dan ibu-ibu serta anak kecil yang berkunjung ke sini, sekedar foto-foto di kaki gunung batu yang memang pemandangannya sangat indah, nggak kalah deh dengan gunung setinggi 2000an mdpl. Parkir insya Allah aman, kalau maasih ragu bisa dikunci ganda motor kalian. Jaket jangan lupa dibawa, bukan karena dingin tapi di atas panasnya ampun-ampunan dijamin saat turun kulit pasti belang, hahaha.

welcome to gunung batu
Di dalam hanya ada sekitar lima warung persinggahan, dipuncak nggak ada tukang jualan yaaa, hahaha. Lebih baik hiking sebelum jam 12, karena kalau sudah di atas jam 12 itu rasanya kulit seperti terbakar. Trackingnya cukup curam dengan kanan kiri jurang, jadi kalau hujan mending stop pendakian karena kondisi tanah yang lumayan licin dan gembur, sering banyak batu jatuh dari atas lumayan kalau kena kepala, hahaha. Di jalur banyak dipasang tali penguat untuk naik dan juga turun, kira-kira ada empat jalur yang dipasang tali yang dikira benar-benar terjal dan licin. Sebenarnya cukup hanya dengan sehari sudah sampai rumah masing-masing, tapi tidak banyak pula pendaki yang lebih memilih ngecamp di sini, mungkin mereka mencari suasana kebersamaanya.

lelah, panas, kotor, kalah sama senang
Ini dia puncaknya, ada tiga bendera Indonesia yang dipasang. View puncaknya kayak film-film di luar negeri loh, syukur-syukur kalau mataharinya lagi bersahabat ya dapat langit biru dan kabut. Hati-hati di puncak ya, teledor sedikit terpelincir. Puncak batu sudah menelan satu korban (laki-laki) yang terprosok ke jurang dan nyawanya tak terselamatkan, nanti di puncak juga kita bisa lihat nisannya kok. Oiya tidak disarankan untuk memakai celana pendek karena di puncak banyak serangga yang berterbangan dan lumayan sakit kalau terkena sengatan. Jadi celana dan baju lebih baik panjang, jangan lupa pakai buff untuk menutupi leher kalian. Eja sama furkon lagi asik main foto-fotoan, gue dan ade tunggu mereka di tepi jurang dan untungnya gue prepare bawa payung dari rumah, jadi sedikit menghindari kepanasan.

Buat turun akan lebih sulit dari naik, kalau gue sih mending nyerosot dari pada nyusruk hahaha. Di sini saatnya dibutuhkan safety kawan, meskipun gunung pendek kalian tetap harus safety. So, coba deh one day hiking ke gunung batu, gue jamin nggak akan nyesel karena puncaknya keren.

No comments: