Saturday 16 May 2015

#VII satnite in capital prefiks

Kata abangnya: "cie akhirnya dateng masnya" (senyum, lirik kanan,lirik kiri)

Sudah cukup rasanya aku mengagumi tempat ini sahabat
Kafeinanya lumayan menguras perut dan mengusir rasa kantuk
Selepas pulang dari sini aku pasti tidur larut lagi, begitu tujuh kali
Selamat angka tujuh sahabat
Tanpa bersahabat dengannya aku tidak mengenal cintanya

Kenangan itu selalu mengikutiku, tak tahu tersesat sampai mana, yang jelas saat ini dia ada di sini
Ini mimpi atau sungguhan?
Lihatlah dia masih pria gila yang ku kenal, lirikannya masih tajam dengan runcingan alisnya yang mengerang
Tanpa tersadar dia telah memberiku banyak mimpi-mimpi
Hanya dia yang bisa membimbingku, bertahun-tahun menunggunya untuk bersatu
Menunggunya bertahun-tahun apa dia tahu? aku ini resah
Dan sampai saat ini pun dia belum mengatakan perasaan yang dia rasakan
Aku berdua dia sendiri, aku sendiri dia berdua, lagi

Aku baru tahu kalau pria itu sangat lemah, mereka berprinsip "melihat seorang pria itu dari komitmennya"
Tapi mereka lupa kalau hati tidak punya prinsip
Kadang untuk mengatakan isi hati, kita harus melukai hati seseorang
Dan mungkin saat ini diam lebih baik, meskipun itu menjadi sakit nantinya
Sekarang apa yg bisa aku katakan? mungkin dia lupa akan aku
Bagaimana bisa aku menjalin cerita dengan yang lain kalau hatiku masih di dia
Aku akan mengambilnya saat harapan itu benar-benar musnah
Bekas cintanya tetap masih yang terakhir, semoga diapun begitu

Butuh waktu brp hari? minggu? bulan? tahun?
Dan aku masih tetap menunggu
Tuhan tolong aku beritahu dia kalau aku terus menjadi yg terbaik dan terbaik untuknya

#dia inspirasiku


No comments: