Thursday 5 September 2013

TEST CPNS BERBAYAR

Sedihku bukan ditujukan kepada negeri ini, tapi semua yang berada di dalamnya. Begitu sulitnya aku menggenggam cita-cita dengan susah payah, tapi di INDONESIA tertulis: 'cita-cita hanya pada manusia kaya'. Kerja keras dari pagi sampai sore hari demi mengikuti test CPNS, tapi disana dengan delapan puluh juta, dua puluh juta, mendapatkan cita-citanya dengan mudah, tanpa berkeringat, tanpa diguyur hujan, tanpa berdebu. Mau jadi apa negeri ini? Mereka yang masuk hanya menginginkan modal balik, tanpa bekerja keras. Hasilnya? Hanya meminta tandatangan pak camat dikenakan 5.000 rupiah perlembar. Wajar saja di Indonesia ini, yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin. Sedih melihat kenyataan yang ada pada Indonesiaku ini.

Hanya di Indonesia, semuanya serba berbayar. Bohong yang bilang kalau test CPNS gratis! Pada kenyataannya, test kesehatan= 7000, test buta warna= 7000, surat pengantar kelurahan= 5000, kartu kuning= 5000, tandatangan camat= 5000, legalisir kartu kuning= 5000, skck=10000, belum lagi biaya lain yang saya, bahkan KAMI yang benar-benar mengikuti test CPNS dengan murni mengelurakan banyak biaya kepada oknum-oknum yang hanya mementingkan diri sendiri. Mereka bilang kalau ini adalah ZIS, lalu kenapa saya tidak menerima bukti pembayarannya? sebagian dari mereka bilang infak? lalu kenapa ditetapkan besarannya? Infakpun hanya ditujukan untuk orang yang tidak mampu, bukan untuk PNS seperti kalian. Sebagian lagi bilang ini pemasukan untuk kita? belum cukupkah dengan yang kalian dapat dari INDONESIA? Lebih miris dari itu, map bekas pelamar lain pun dapat dijual kepada pelamar baru di sini, hanya di INDONESIA.

Mama gue PNS, beliau guru disalah satu sekolah swasta. Beliau menjadi PNS karna test untuk yang kedua kalinya. Beliau tidak pernah meminta imbalan kepada siswa siswinya untuk membayar upah, ongkos, bahkan infak untuknya sehabis mengajar. Pikirnya ini adalah tugasnya, dari sini ia mendapatkan uang. Lalu kenapa mereka yang memang bertugas untuk membuat surat pengantar? membuat skck? membuat kartu kuning? pelegalisir meminta upah? infak? bahkan masukan untuk dirinya yang memang jelas bahwa itu adalah tugasnya. Mirisnya hati gue, melihat muka-muka penipu seperti mereka. Sudah sepantasnya karir dan gajinya tak semulus apa yang mereka inginkan, berasar dari apa yang haram menjadi halal akan balik lagi pada akhirnya, gaji yang mereka dapatkan secara halal berubah menjadi haram saat pemasukannya bertambah. Ini bukan luapan gue, hanya tentang rasa kekecewaan gue sama mereka yang ada di INDONESIA.