Thursday 10 July 2014

DOHONG DAN TINGGANG

photograph by @liezaazzahra

Pada suatu masa, hiduplah seorang putri raja bernama putri Intan. Ayahnya adalah raja Kerajaan Kalang yang teletak di Kalimantan Tengah. Putri Intan merupakan seorang putri yang jujur, rendah hati, sabar, penyayang, dan hormat pada yang tua. Tak heran seluruh masyarakat Kerajaan Kalang mencintai Putri Intan. Namun sayang, ada seorang dayang yang sangat membencinya. Dayang itu iri akan akan perhatian yang didapat putri Intan, sehingga ia melaksanakan suatu muslihat jahat agar dapat membuat Putri Intan terusir dari kerajaan.
Dayang itu menyebarkan fitnah tentang putri Intan kepada masyarakat, iya menyampaikan bahwa putri Intan selalu memperlakukan dirinya dengan semena-mena. Secara cepat fitnah itu menyebar keseluruh penjuru negeri sehingga rakyat terhasut oleh berita itu. Tak hanya menghasut rakyat, dayang itu pun menghasut raja, dengan mengatakan bahwa diam-diam putri Intan telah memeras rakyat.
“Tak sepantasnya putri sorang raja melakukan hal tersebut, Baginda. Apa yang dilakukannya telah membuat malu kerajaan. Lebih baik ia diusir saja keluar dari istana” hasut dayang itu.
Sayang, raja pun termakan fitnah yang terus menerus dilakukan si dayang. Putri Intan merasa heran dengan perubahan sikap ayahnya. Berkali–kali ia bertanya apa yang salah dengan tingkah lakunya. Hingga pada suatu hari, dengan penuh kemarahan, akhirnya raja mengusir Putri Intan keluar dari istana.
“Tak pantas kau sebagai putri Raja melakukan pemerasan terhadap rakyat! Membuat malu kerajaan ini! Pergi dari istana sekarang juga!” Seru raja dengan marah.
Putri Intan sangat terkejut mendengar kata–kata ayahnya. Air matanya bercucuran, ia pergi meninggalkan istana. Sambil berdoa ”Ya Tuhan, tunjukanlah padaku siapa yang telah menyebarkan fitnah ini.”
Karena seluruh negri telah membencinya, putri Intan tinggal menyepi di pinggir hutan. Ia hidup dari buah–buahan dan sesekali berburu binatang.
Suatu kali, Putri Intan pergi berburu agak jauh ke dalam hutan. Semakin ke dalam, hutan semakin gelap. Tiba – tiba ia mendengar suara tertawa tertahan di belakangnya, “Hihihi....” Dengan sangat terkejut, putri Intan berbalik. Ia berhadapan dengan seorang nenek tua. Rupanya nenek itu adalah seorang nenek sihir yang baru selesai bertapa. Melihat seorang gadis sendirian , nenek itu ingin mencoba ilmu yang baru didapatnya.
Tanpa menghiraukan penolakan putri Intan, nenek itu menyihirnya menjadi seekor burung tinggang.
“Sihir ini akan hilang jika ada pemuda yang  mengembalikanmu ke Istana,” Ujar sang nenek sambil berlalu pergi.
Putri Intan yang telah menjelma menjadi seekor burung Tinggang hanya bisa terbang kesana kemari sambil berkicau. Sejak itu, burung Tinggang tinggal di tengah hutan. Ia terbang dari suatu pohon kepohon lain untuk mencari makanan.
Naas, suatu hari ia terjebak sebuah perangkap di pohon. Walau telah berusaha keras mengepakkan sayap, burung Tinggang tak dapat jua melepaskan diri. Ia pun hanya bisa pasrah.
Tiba–tiba terdengar suara ranting pohon yang terinjak. Lama–lama semakin dekat. Mendengar itu, burung Tinggang segera berkicau keras–keras untuk menarik perhatian. Tampak seorang pemuda membawa keranjang bertutup. Pemuda itu bernama Dohong. Rupanya dialah pemilik perangkap itu. Saat melihat perangkapnya berisi burung, Dohong sangat gembira dan segera mengambil burung itu. Didengarnya burung itu berkicau sangat merdu, bulunyapun indah. “Kubawa saja ke rumah untuk kupelihara,” pikirnya.
Setiap hari dohang pergi ke hutan untuk memasang perangkap dan memeriksanya. Siang itu, ia pulang dari hutan. Betapa terkejutnya Dohang saat melihat di atas meja sudah tersaji makanan lengkap siap disantap. Tak ada siapapun di rumah selain dia. Dengan penuh keheranan, ia memakan sajian tersebut. Hal ini berlangsung terus beberapa hari.
Karena ingin tahu siapa yang menyiapkan makanan itu, suatu hari Dohonh pura–pura pergi kehutan. Namun sesampainya di ujung jalan, ia kembali berbalik menuju rumah. Ia mengintip ke dalam rumah diam–diam. Ia melihat asap tebal muncul dari sangkar burung tempat burung Tinggang dipelihara. Tiba–tiba dari balik asap tersebut tampak seorang gadis! Segera Dohong menghampirinya.
“Siapa kamu dan dari manakah kamu berasal?” Tanya Dohong.
“Maaf tuan, saya putri Intan dari Kerajaan Kalang. Saya diusir  ayah dari istana. Di hutan saya disihir oleh seorang petapa hingga menjadi burung”.
Putri Intan menceritakan semua yang telah dialaminya. Ia pun mengatakan bahwa sihirnya akan hilang jika ada ada yang membawanya kembali keistana.
Dohang setuju untuk membawa putri Intan ke istana. Sepanjang perjalanan, putri Intan tak lagi berubah menjadi burung. Pengaruh sihir itu telah benar–benar hilang.
Di istana Dohong menceritakan pengalamannya bersama putri Intan kepada Raja. Raja kalang akhirnya menyadari bahwa putrinya telah difitnah.
Raja menyelidiki siapa yang telah menyebarkan fitnah tersebut. Tertangkaplah dayang yang telah memfitnah putrinya. Raja Kalang memberinya hukuman yang berat, dimasukkan ke dalam penjara.
“Maafkan ayah, putriku. ayah telah khilaf mempercayai kata–kata orang lain dan tidak menanyakan kebenarannya kepadamu,” kata raja kepada putri Intan. Putri Intan telah memaafkan ayahnya, dan merekapun kembali hidup bahagia di istana bersama Dohong yang dinikahkan dengan putri Intan.

#Cerita Rakyat

No comments: