Friday 21 February 2014

Sinopsis Film 'THE WORLD WE WANT'

Oleh                            : Lieza Yanti F
Genre                          : Dokumenter
Sutradara&Produser   : A Patrick Davidson Film
Judul Film                   : THE WORLD WE WANT
Tema Film              : Mereka adalah orang yang tidak bisa apa-apa, dan mereka menunjukkan kalau mereka bisa
SINOPSIS FILM
Project Citizen adalah program pendidikan internasional yang dirancang untuk mengajarkan anak-anak usia 11-16 tahun sebagai aktivis untuk meningkatkan komunitas mereka. Mereka menakan para pemimpin tentang isu-isu kebijakan publik dalam komunitas mereka. Project Citizen mencapai anak-anak di 65 negara di seluruh dunia ikut serta di dalam Project Citizen International Showcase, dimana aktivis muda dari seluruh dunia bersatu, bertemu, berbagi ide, serta bertukar pikiran. Dengan bantuan dari organisasi siswa untuk mengorganisir program yang ditujukan untuk mengatasi segala sesuatu yang tepat untuk anak muda mengontrol penyelundupan narkoba di daerah perkampungan Amerika Serikat. Film Patrick Davidson menawarkan kita untuk melihat ke dalam Project Citizen, cara kerja dan aktivitas orang-orang muda yang bertekad untuk membuat perbedaan dalam film dokumenter ‘The World We Want’. Sekelompok anak muda dari berbagai negara finalis akan didokumentasikan aktivitasnya, saat mereka belajar, ketika mereka menempatkan cita-cita mereka ke dalam tingkah laku (tindakan) untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Pusat IU Ilmu Sosial dan Pendidikan Internasional, Dewan Penasihat Pendidikan dan Kantor Wakil Presiden Program Internasional yang mensponsori langsung pembuatan film ini dengan pendaftaran gratis untuk seluruh dunia.

Semua program ini berdasarkan proses:
·      Choose a problem (Memilih masalah)
·      Conduct research (Melakukan penelitian)
·      Indentify solution (Mencari solusi)
·      Present action plan (Menindaklanjuti dengan sikap)


Delapan finalist yang mendapatkan hadiah adalah USA, Bosnia dan Herzegovina, India, Indonesia, Jordan, Rusia, Senegal, dan Columbia dengan permasalahan-permasalahan yang mereka bawa dari tempatnya berada.


1.        North Amerika, Vancouver
Masalah yang sangat berat saat ini di Vancouver adalah Kesehatan makanan di Sekolah. Para siswa mensurvei tingkat makanan junk food di Vancouver. Vancouver memang sangat terkenal dengan masyarakat yang berbadan besar akibat banyaknya mengkonsumsi junk food. Kesehatan menjadi faktor utama dalam belajar. Banyaknya masyarakat yang obesitas menjadi perhatian utama siswa di Vancouver. Pasalnya masyarakat di sana terbiasa dengan makanan siap saji yang mengandung karbohidrat dan lemak jahat. Maka dari itu, banyak warga Vancouver menderita obesitas. Obesitas membuat penderitanya sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jangankan belajar, untuk berjalan saja rasanya sulit.
2.        Eropa, Boznia & Herzegovina
Siswa di Boznia mempermasalahkan tentang peperangan saudara antar umat beragama yang seharusnya tidak ada. Perang antara muslim dengan yahudi selalu menghantui lingkungan Boznia. Mereka ingin adanya perdamaian antara muslim, katolik, animisme, dll.Sedangkan di Herzegovina mempermasalahkan perbedaan sekolah murid yang keterbelakangan mental seharusnya disatukan dengan murid yang normal, karena bagi mereka tidak ada perbedaan antara manusia normal dengan abnormal, semua manusia sama. Misalkan mereka dapat menyampaikan pesan lisan dari guru ke penderita tuna rungu dengan bahasa tubuh.
3.        India, New Delhi
Para siswa di New Delhi mengeluhkan akan lingkungan yang tidak sehat dan pendidikan yang semakin rendah. Banyak warga masyarakat disekeliling yang tidak dapat bersekolah dengan layak karena faktor kemiskinan. Untuk mendapatkan air bersih dan makanan yang layak saja sulit, apalagi pendidikan.
4.        Rusia, Samara
Rusia memang terkenal dengan adanya mafia. Maka dari itu mesin judi di Samara beredar luas. Siswa di Samara mengeluhkan adanya mesin judi yang semakin ramai di lingkungannya. Bukan orang dewasa saja yang kecanduan dengan mainan ini. Akan tetapi, banyak para remaja yang lebih memilih meraup keuntungan lebih dari mesin judi. Lebih parahnya lagi, banyak juga diantara mereka yang memiliki anak kecil, kemudian mengajarkan anaknya berjudi diusia dini.
5.        Jordan, Alkarak
Siswa Jordan, tepatnya Alkarak membahas masalah adanya diskriminasi antara pria dan wanita, perbedaan suku bangsa arab, pakistan, iran, afganistan, dan lain-lain. Banyak guru yang membiarkan murid belajar sendirian di kelas dengan alasan suku bangsa atau agama.
6.        Columbia, Alejandria
Pemberitaan mengenai Alejandria selalu menguak tentang peperangan. Banyaknya air mata yang tumpah saat melihat kedatangan peti jenazah ke depan pintu rumahnya membuat banyak anak kecil di Boznia trauma. Keluarga yang mereka miliki tiba-tiba pulang sudah tidak bernyawa. Para siswa mengeluhkan permasalah ini yang tidak pernah usai kepada pemerintahnya.
7.        Indonesia, Jogjakarta
Jogjakarta tepatnya MTs Muhammadiyah 7, rata-rata penghasilan orangtua siswa masih bergantung pada perak. Siswa di sini mengeluhkan akan turunnya produktifitas kerajinan perak di Indonesia. Jogja dulu sangat terkenal dengan nama “Kota Perak”. Kerajinan perak di Jogja sangat terkenal dulu dari pada negara lainnya. Turunnya kerajina perak diakibatkan banyaknya tenaga kerja yang berhenti sebagai pengerajin, mereka lebih memilih untuk menjadi TKI di Malaysia. Bagaimana tidak? Selain gaji yang lebih besar, TKI juga mendapatkan modal dan fasilitas yang lebih dibandingkan hanya bekerja sebagai pengerajin di kampung halaman. Selain itu, diberlakukannya PPN 10% juga membuat pengerajin semakin sulit untuk menjual barang kerajinannya. Maka dari itu, siswa-siswa di MTs Muhammadiyah 7 menginginkan pencabutan PPN 10% terlebih dahulu agar lebih memudahakan pengerajin perak menjual barang kerajinannya.
8.        Senegal, Ross Bethio
Siswa di Ross Bethio tidak dapat belajar dengan leluasa. Itu semua dikarenakan mereka harus bekerja mendapatkan air bersih yang jauh dari perkampungan rumah tinggalnya. Kadang setiap hari sebelum pergi ke sekolah, mereka harus mengambil air bersih di rawa-rawa dengan kuda atau kedelai dikarenakan jarak tempuh yang berpuluh kilo meter dari jarak perkampungan.

No comments: