Friday 14 June 2013

RATU RATALIU


Makanan berhamburan di kursi perkuliahan, suara bising terdengar tanda ruang kelas tidak ada dosen. Sebagian dari mereka menyendiri dan sebagian dari mereka berkerumun dan berkelompok. Entah apa yang sedang diperbincangkan. Tampak tujuh orang mahasiswi dengan satu orang mahasiswa yang berlagak seperti wanita. Bergurau dan berhumor serta tertawa terbahak-bahak adalah hobi mereka. Tetapi semua ini berhenti tiba-tiba saat seseorang diantara mereka bersuara seperti gumaman.

Ratu       : “Kalau dipikir-pikir buat apa sih gue kuliah?” sambil melongo “Nggak ada gunanya juga, sama aja intinya buat nyari duit-duit juga. Mending gue kerja sekalian, jadi SPG gak apa, dapat menghasilkan uang juga” (seperti bicara sendiri)

Female : mendengar perkataan Ratu kaget “lo apa-apaan sih ngomongnya?” (agak membentak) “itu pemikiran lo sekarang, lo nggak mandang buat masa depan lo? Masa depan lo tuh masih panjang tu!” suara female seperti membangunkan Ratu yang sedang tertidur pulas. “lo sih pacaran sama Nami, kuliah nggak! Bisanya bawa dampak yang buruk buat lo!”

Ratu       : “lo kenapa bawa-bawa nami si fe?” tutur Ratu lemas “dia nggak ada sangkut pautnya” (agak memperjelas)

Female : “Yaudah lah, lo bikin rusak suasana aja” ujar Female menyudahkan

Ucha, Ochi, Ririn, Ira dan Nuri hanya dapat saling melihat satu sama lain dan mendengarkan percakapan keduanya tanpa berani ikut camput dan berpendapat. Bagi mereka Ratu paling tertua diantara mereka dan paling banyak masalah, mereka tidak ingin menambah masalah pada diri Ratu apalagi meruncingkan perkataan Female yang malah akan mempertajam masalah Ratu.

-------

Selesai perkuliahan semua mahasiswa biasanya menuju tempat makan yang enak dan hemat. Begitulah yang terjadi pada 7 sejoli ini, tetapi tidak untuk Ratu. Ia harus menyelesaikan perkuliahan lain yang sempat tertunda. Akhirnya mereka memutuskan untuk makan ber-6 saja. Di perjalanan mereka memuat 2 banjar masing-masing baris 2 orang.

Female : “Sebel nggak sih lo sama Ratu? Pikirannya itu kayak anak-anak, paling tua, badan gede, tapi pikirannya dikit!” (menggerutu)

Ririn      : “iya, dia begitu pasti karena Nami. Lo tau kan? Itu orang udah nggak kerja, kerjaannya ngintilin Ratu kuliah terus, kayak nggak ada kerjaan lain aja. Apa kek gitu cari kerja? Nggak suka gue sih sama Nami” cetus Ririn bergidik

Female : “lo pikir gue suka? Gue juga nggak suka kali sama Nami. Masa gue harus ngomong langsung sama Ratu kalo gue nggak suka gitu sama Nami? Gila kali lo!” ujar Female masih dongkol

Ira           : “tau ih Ratu, apa yang disukain dari tu cowok sih, heran deh gue. Udah tu cowok sering nyakitin dia, kalau lagi kesel main tampar, cubit, pukul. Belum jadi suami aja udah kayak gitu, gimana udah jadi suami? Nggak bisa ngebayangin gue” sambar Ira memperkeruh suasana

Ucha      : “Siapa tau aja Ratu udah pernah diapain gitu Fe? Jadi nurut banget sama Nami?” ucap Ucha dengan polosnya. “Nggak mungkin kan kalau belum diapa-apain bisa nurut dan cinta banget sampai kayak gitu” tambahnya

Female : “Ya pastilah, orang kalau gue baca sms-nya aja parah banget” jelas Female

Ucha      : “Iya tuh, gue juga pernah baca, malah dia yang ngasih tau smsnya ke gue. Sia Nami minta di cium pakai gunung gede”

Ochi       : “ih Ucha, ngapain sih baca-baca sms orang? Geuleh atuh”

Ucha      : “Orang Ratunya sendiri yang ngasih tahu ke gue, bukan gue yang minta. Lo juga dikasih tau kan Rin? Sampai gue tanya ini beneran apa bohongan sih?”

Ririn      : “iya gue juga baca, ya lagi Fe dia pake nanya beneran apa bohongan? Si Ratu mah senyum-senyum aja. Lo pikir aja Cha beneran apa bohongan kalo orang udah berani sms kayak gitu, lemot banget deh dia Fe!” Sambil melengos kebelakang arah Ucha.

Nuri       : “tahu nih Ucha lagi ya, ngikut-ngikut aja. Anak kecil diem-diem aja” bernada mengeledek

Ucha      : “ih songong banget deh lo Nur” geram Ucha

Ucha memang paling muda dan paling kecil diantara mereka, sudah sewajarnya dia memang tidak terlalu paham dengan hal-hal yang berbau sex. Ditambah lagi dengan pacaran yang hanya sebualan, seminggu, bahkan ada yang hitungan hari. Alasan yang terlontar hanya “nggak cocok”. Lain halnya dengan Nuri yang sampai saat ini, tak satu pun dari temannya mengetahui siapa wanita yang disukainya, apalagi punya pacar? Kadang teman-temannya pun mengira kalau Nuri penyuka sesama jenis. Memasak, berdandan, salon, designer sudah menjadi kesehariannya. Tak jarang dari wanita sekelasyang sering minta diajarkan caranya memakai maskara, lip gloss yang bagus, design kebaya, makanan kue, sampai lulur. Begitupun dengan hatinya, Nuri sama sensitifnya dengan wanita dan terkadang tidak sadar bahwa pukulannya menyakitkan temannya, karena bagaimanapun dia tetap laki-laki.

-----

Semua mahasiswa jurusan Sastra Indonesia semester 3 gempar mendengar berita heboh kalau Ratu sudah cuti dari perkuliahan. Ratu tidak memberikan alasan yang jelas atas cuti sementara perkuliahannya. Banyak kabar simpang siur tentang keberadaan Ratu. Ibu Ratu mencarinya sampai menghubungi kontak telepon semua teman-temannya, tetapi tidak ada yang mengetahui dimana Ratu berada sekarang. Samapai satu bulan berlalu setiap absen, dosen selalu melangkahi nama Ratu Rataliu. Hingga tugas kelompokpun dibagi dengan membuang nama Ratu Rataliu. Seselesainya perkuliahan, perjalanan dari lantai tujuh sampai kelantai dasar cukup memakan banyak waktu.

Ucha      : “lo semua mau makan dimana? Gue mau cari bahan paper dulu di internet sebentar doang, tungguin ya?” tutur Ucha penuh belas kasih

Ririn      : “dih ogah banget gue disuruh ngguin lo, udah laper banget gue belum makan. Lo tahu kan kalau gue belum makan gue gemeteran?” acuh Ririn sambil berjalan

Ucha      : “tu kan kalau Female aja ditunggui, kalau gue aja ditinggal, mentang-mentang gue paling kecil” (memelas)

Female : (terkekeh) eh Cha, gue mah mau-mau aja nunggu lo, lah ini mereka yang pada nggak mau nungguin lo, ya gue mah ikut aja” (tersenyum kecil)

Nuri       : “yaudah sih Cha sendiri aja, manja banget dah nih anak!” memulai perang mulut dengan Ucha

Ucha      : “Ngapain si lo Nur, emang gue minta tungguin sama lo!” (mulai kesal)

Ira           : “Udah apa ini ya adik kakak berantem terus, Fe urus nih!” menyerahkan semua ke Female. “Fe, gue mau k Postar dulu ya? Udah di tungguin lo semuanya duluan aja, dahhh semuanya” (berjalan sambil melambaikan tangan)

Ochi       : “tuh kaya Ira, kemana-mana sendiri Cha”

Ucha      : “alah, lo sendiri juga kadang minta ditemenin!” sahut Ucha masih dongkol

Female : “tuh kan kalau nggak sama Nuri berantemnya sama Ochi. Udah deh, lo Cha kalau mau ngerjain tugas, yaudah kerjain aja sendiri. Kita makan di saung, nanti kita tungguin lo di saung. Lo nggak lama kan?”

Ucha      : “yaudah iya, nggak lama kok gue”

Merekapun berpisah ke arah masing-masing. Ira sibuk dengan organisasinya, Ucha dengan tugas papernya yang selalu harus perfect, dan Female, Ririn, Ochi dan Nuri menuju saung untuk menyantap hidangan makan siang. Setibanya Ucha di warnet, tak lupa hal pertama yang dia lakukan membuka facebook sebelum mencari tugasnya di google. Ketika hendak meneruskan pencarian bahannya di google, ia melihat pesan online baru masuk.

Ratu Ratali Yuks               : Cha, apa kabar lo?

Ucha gitu ajjah                 : Baik Tu, lo dimana? Kita semua nyari lo

Ratu Ratali Yuks               : Jangan bilang-bilang Female ya kalau gue chat lo

Ucha gitu ajjah                 : iya, nomor hp lo berapa?

Ratu Ratali Yuks               : 085691231317, tapi janji ya jangan bilang2 Female kalo gue chat lo

Ucha gitu ajjah                 : iya, lo dimana sekarang?

Ratu Ratali Yuks               : gue sekarang kerja jaga warnet Cha sama Nami di Bandar Gebang

Ucha gitu ajjah                 : jauh banget, ngapain di sana?

Ratu Ratali Yuks               : kan rumah Nami di daerah sini Cha, gue udah nikah sama Nami

Ucha gitu ajjah                 : What? Nikah? Gimana bisa?

Ratu Ratali Yuks               : iya Cha, gue nikah tanpa wali, kayak nikah siri gitu, abisan keluarga gue nggak ada yang setuju,terpaksa deh gue lari

Ucha gitu ajjah                 : tapi kan nyokap lo punya alasan yang jelas kenapa ngelarang lo pacaran sma Nami. Nami itu kan masih paman lo jatuhnya Tu

Ratu Ratali Yuks               : bukan itu masalahnya Cha, masa karena abangnya dia nikah sama tante gue dan nyokap gue ngeliatnya hidup mereka kurang rukun dan bahagia, dia nyamain Nami sama kayak abangnya

Ucha gitu ajjah                 : buka gitu maksudnya Tu, pasti nyokap punya alasan yang lebih jelas sampai lo nggak boleh pacaran sama Nami

Ratu Ratali Yuks               : yaudah lah Cha, gue juga udah nikah sama Nami dan gue berharap gue secepatnya hamil biar nyokap bokap gue setuju. dah dulu ya, nggak enak nih kalau chat lama2 sma yg punya warnet

Ucha gitu ajjah                 : lo nggak takut apa, lo itu Cuma nikah siri Tu, lo bayangin nanti keberadaan anak lo

Belum sempat ia kirim pesan tersebut. Chat Ratu langsung offline. Untung Ucha mendapatkan nomor telepon Ratu. Namanya juga Ucha, dibilang jangan bilang-bilang tidak akan mungkin tidak bilang female. Dengan tergesa-gesa membereskan bahan papernya, Ucha langsung berlari ke arah saung. Sampai sepatu sketsnya hanya diinjak tanpa di masukkan dan tali sepatu yang belum sempat diikat.

Ucha      : “Fe, gue tahu Ratu dimana” (bercucuran keringat)

-----

Ucha      : “Fe gue nggak nyangka ya, gue udah bilang sama lo jagan bilang ke nyokapnya Ratu. Gue nggak enak sama Ratu, nanti dikira ember. Sekarang apa? Nyokapnya langsung pergi ke Bandar Gebang kan nyusul Ratu? Past nanti Ratu dipukulin Fe, lo tega apa?” (sambil menangis)

Female : “Cha lo tenang dulu, ini semua gue lakuin untuk kebaikan Ratu juga. Lo bayangin kalau dia tetap bersama Nami? Mau jadi apa Cha teman kita? Gue juga nggak ngebayangin gimana jadinya kalau sampai dia hamil anaknya Nami. Kita semua sayang Ratu, gue juga tahu lo sayang banget, tapi itu semua kita lakuin karena sayang Ratu” berusaha terus menenagkan Ucha

Ucha      : “gue tahu Fe, tapi eenggaknya lo ngomong dulu sama gue. Walau bagaimanapun Ratu udah mempercayakan semuanya ke gue, dan berharap gue nggak berhianat kayak lo!”

Female : “gue bukan pengkhianat!” tegas Female. “Gue sayang Ratu sama kayak gue sayang ade gue sendiri. Mungkin lo nggak tahu seberapa besarnya sayang gue ke dia. Gue capek denger rintihan tangisan dia setiap disakiti Nami, dan gue yang paling tahu betapa sakitnya dia di sana. Nggak Cha, dia nggak pernah bahagia di sana! Gue yang tahu Nami gimana, buka lo! Dan bukan juga kalian!” Female pergi meninggalkan kelima temannya dan Ucha.

Ririn      : “Cha, mungkin Female benar. Lo nggak tahu apa-apa tentang Ratu, setahu gue dia curhatnya sama Female terus. Gue juga kaget pas lo cerita tentang Ratu, apalagi sampai dia bilang ‘jangan bilang-bilang Female’. Mungkin dia sangat terpukul atas ucapan lo, secara dia yang selama ini lebih kenal dekat sama Ratu”

Ucha terlihat seperti berfikir sambil merenung mendengar ucapan Ririn sambil bersender di bawah tangga loby fakultas. Mungkin ada benarnya Female, karena sejujurnya ia hanya mengetahui sekelumit saja masalah Ratu. Ia tidak pernah mendengar curhatan Ratu langsung dari mulutnya, apalagi bicara empat mata dengan Ratu itu semua hampir tidak pernah terjadi. Ya, hanya Female yang mengetahui bagaimana Ratu.

-----

Tiga bulan berselang tanpa kehadiran Ratu ditengah-tengah perkuliahan, semua mahasiswa semester 3 B di kejutkan dengan kehadiran sosok Ratu yang lebih kurus dari sebelumnya. Semua say hello kepada Ratu dan menanyakan kabarnya. Tampak senyum lebar di wajahnya. Teman-temannya masih memojok menunggu sosok tersebut menghampiri. Sampailah pada kedekatan yang dulu sering mereka dapati dan kini hadir kembali.

Ratu       : “semester depan gue lanjut kuliah Fe” memulai percakapan

Female : “gitu dong, ini baru Ratu yang gue kenal” (menyenggol kali Ratu)

Ratu       : “Agustus depan gue nikah, tapi bukan sama Nami. Pacar gue sekarang lebih mapa dan umurnya jauh di atas gue. Gue harap kalian semua datang, gue bawa bahan kebaya buat lo semua, nih!” sambil memberikan kebaya tersebut ketengah-tengah perkumpulan

Ucha      : “Oya Tu, maafin gue ya yang waktu itu permasalahan....”

Ratu       : “nggak apa kok Cha” potong Ratu cepat “itu memang terbaik buat gue. Gue udah ngelupain semuanya. Gue cinta sama pacar gue yang sekarang, melebihi cinta gue sama Nami”

Ira           : “Wow bagus dong? Lagian juga apa sih Tu, yang lo pertahanin dari sosok Nami?”

Ririn      : “tahu Tu, nggak ada bagus-bagusnya tuh orang. Terus apa calon suami lo udah tau kalau lo pernah nikah dan status lo janda?”

Semuanya dia mendengar ucapan Ririn dan Ririn pun menjadi serba salah sendiri sengan ucapannya. Ucha dan Ochi hanya dapat lirik-lirikan dan berpura-pura mencari sesuatu.

Ratu       : (agak lama menjawab) “hmmm, dia udah tahu semuanya. Status agama gue memang janda, tapi di KUA gue tetap masih sigle”

Nuri       : “syukurlah kalau begitu Tu. Tenang ya kaan-kawan permasalahan design dan make-up biar gue yang atur. Semuanya beres deh Tu kalau sama Nuri” mengencerkan suasana

Ratu       : (sambil tersenyum) “baru gue mau minta bantuan lo Nur”

Pesta pernikahan Ratu akan disiapkan ala adat Betawi nan megah. Keenam temannya sibuk mempersiapkan seragam yang hendak dipakai nanti, dengan design dan make-up dari Nuri. Semua tampak senang, apalagi Ratu yang akan memulai hidup baru dan meninggalkan semua kenangan.

Ratu       : “Sory kalau perkataan Icha agak menusuk hati lo”

Female : “nggak apa gue ngerti dan paham, pasti ada sesuatu”

Ratu       : “waktu itu Nami tepat di samping gue, gue nyuri celah buat online tapi nggak ada yang nongol, khawatir kalau gue message pas banget balesanya di buka Nami gimana? Ehpas banget Ucha nongol di daftar online gue, langsung deh gue kasih kabar. Soalnya kalau denger nama lo Nami kesel banget, yang ada gue di hajar lagi”

Female : “iya gue ngerti banget. Pas Ucha ngomong pasti ada sesuatu yang lo sembunyiin, makanya gue nggak tanggepin dan langsung ngabarin nyokap lo”

Ratu       : “thanks ya kawan, you’re the best my friend

No comments: