Sunday 23 June 2013

FIRASAT MIMPI


Sebaiknya mimpi itu sebisa mungkin jangan diceritakan. Pengalaman terjadi kepada saya. Tepat sekitar dua bulan yang lalu saya bermimpi yang lumayan aneh dan sepertinya menyimpan sesuatu rahasia bagi hidup saya. Saya menceritakan mimpi tersebut kepada teman, sahabat, pacar dan rekan kerja saya. Teman saya menanggapi dengan singkat dan ada pula yang berkomentar tepat seperti kejadian yang saya alami sekarang, sedangkan pacar saya lumayan cemburu ketika mendengar mimpi saya.

Saya adalah pencinta mie instan. Berbagai jenis mie instan telah saya cicipi dari berbagai rasa, merk dan kemasan. Sampai saya bermimpi saat itu ayah saya yang berprofesi sebagai wirausaha clothing printing, menjadi tukang mie gerobakan. Ibu saya yang saat ini bekerja sebagai guru PNS yang tingkatan pekerjaannya masih di atas ayah saya tetap sama seperti itu dimimpi saya. Mimpi itu bermulai dari ketika saya menikmati semangkuk mie rebus cup, rasanya gurih dan pedas, mie instan itu pada kenyataannya tidak ada kemasan cupnya, tetapi dimimpi saya, itu ada kemasan cupnya. Mimpi itu menandakan saat itu saya tidak sedang beraktifitas bekerja, padahal dua bulan yang lalu saya bekerja dan pekerjaaan saya lumayan sangat menyita waktusaya. Saya menikmati mie tersebut sambil nongkrong hampir duduk di suatu tempat. Terlihat dari kejauhan dan nampak jelas seorang pria, tidak berkacamata, berambut acak-acakan tetapi tertata, berkulit putih dan lumayan tampan dibandingkan pacar saya.

Cowok yang saya mimpikan sepertinya familiar dengan mata saya, tetapi saya tidak mengenalnya, berkali-kali saya mengingatnya tetapi saya benar-benar tidak mengenalnya. Dia sendirian sambil nongkrong kurang lebih tujuh meter dari tempat saya duduk dan melihat ke arah saya yang sedang menikmati mie cup tersebut. Dalam hati saya berbicara: “ngapain sih tu cowok ngeliatin gue terus?” Dimimpi saya tidak ada percakapan sama sekali antara saya dan dia. Cowok itu terus melihat kearah saya sambil melongo setengah mangap, dan saya masih terus menikmati mie cup saya. Makin lama saya makin risih, kemudian mengisyaratkan dengan tangan pertanda mengatakan: ”mau?” cowok itu hanya mengangguk dan mulai mendekati saya untuk mencicipi mie cup tersebut. Ketika cowok itu mendekati saya, entah kenapa saya sangat pelit untuk memberikan mienya, saya memutuskan untuk memberikan kuahnya saja, sambil saya melihat apakah ada mie yang tersangkut di sendok yang berkuah itu. Saya pastikan tidak ada sedikitpun mie yang tersangkut. Kemudian saya mulai memberikan kuah itu dengan tangan yang menyuapi ke arahnya hanya sekali, kemudian saya seperti berisyarat tanpa berkata: “udah! Masih mau lagi?” Cowok tersebut hanya mengangguk yang kedua kalinya pertanda menginginkan kuah mie cup saya. Kemudian saya mengulangi peristiwa tersebut kurang lebih tiga kali seraya menyuapinya, hanya kuahnya saja. Dia seperti menanyakan kepada saya: “belinya di mana?” Saya hanya menunjuk ke gerobak ayah saya. Entah ia ingin membelinya atau hanya bertanya saja. Selang beberapa waktu, cowok tersebut memanggil ibu saya dengan sebutan tante, yang berarti dia telah mengenal ibuku dan seperti kejutan ternyata akulah anak dari  ibuku dan lebih terkejutnya pas mengetahui bahwa ayahku adalah suami dari ibuku. Dia berkenalan dengan seluruh keluargaku, tetapi tidak dapat dibilang juga kalau sudah akrab. Mimpi itu cukup sekian dan tidak ada terusannya seperti di sinetron-sinetron.

Penceritaan mimpi itu dimulai dengan saya menceritakannya kepada sahabat, teman, pacar dan terakhir adalah rekan kerja saya. Saat saya menceritakan mimpi tersebut kepada rekan kerja saya, dia langsung menyebutkan satu nama yang saat ini saya sangat mengenalnya, tetapi saat itu, tepat dua bulan yang lalu, saya hanya mengenal wajahnya saja dan itupun tidak terlalu jelas. Jangankan melihatnya dari dekat, bicara pun saya tidak pernah dengannya. Pertama dan terakhir kalinya saya berbicara kepadanya adalah: “makasih ya” entah dia mendengar suara saya yang tidak terlalu kencang atau tidak. Karena saya tidak mendengar balasan dari ucapan terima kasih saya sama sekali, dia hanya memalingkan muka seraya mondar-mandir. Saat itu tidak ada kekecewaan di hati saya, saya anggap angin lalu. Saya sempat memikirkan nama itu, nama yang diucapkan rekan kerja saya tanpa pikir panjang dan hanya sekali ujaran, tetapi saya tidak sama sekali menggubrisnya karena memang saat itu saya tidak sama sekali mengenalnya. Sempat ada omongan kalau dia menaruh salam untuk saya, tetapi itu hanya terdengar sesekali, saya pun tidak menggubris saat ada seseorang menaruh salam perkenalan untuk saya, mungkin karena saya tipe cewek yang cuek dan salam seperti itu sudah biasa terdengar di telinga saya.

Saat ini cowok tersebut telah dekat dengan saya, saat saya tidak bekerja dan memiliki banyak waktu senggang. Dia hanya sebatas teman, walaupun terkadang rasa ini berlebih. Saya berharap kalau ini bukanlah rasa yang berlebih dan hanya biasa. Sekarang, saya seperti dibangunkan dan teringat pada mimpi itu. Cowok dimimpi saya itu mirip sekali dengannya. Mengapa mie instan yang nyatanya tidak pernah ada kemasan cupnya menjadi ada saat itu adalah hati saya. Itu adalah hati saya yang terjaga di suatu tempat. Saya memberikan sekelumit hati saya untuknya, ya hanya pinggir dari hati ini. Saya tidak memberika mie dan terlihat jelas saat saya menyuapinya, mie itu tidak ada yang terbawa sama sekali, ya cukup kuahnya  saja. Tanpa kuah saya masih dapat menikmati mie instan, tanpanya hati ini masih terjaga untuk kekasihku. Dia hanya pelengkap seperti mie instan. Saat saya menikmati mie goreng, saya tidak memerlukan kuah, dan kuah hanya penyedap saat saya menikmati mie rebus. Karenanya, rasa kesepian saya berkurang saat tidak bersama kekasih saya, dan saat saya bersama kekasih saya dia saya lupakan untuk sesaat.

Ternyata ini adalah pertanda mimpi aneh yang terjadi pada saya. Mungkin saat saya tidak cerita kepada orang-orang dan rekan kerja saya, bisa jadi ini tidak akan terjadi, karena bagi saya mimpi itu hanya bunga tidur. Sekali terlelap mimpi itu terjadi dan saat membuka mata tinggalkan mimpi itu, karena kau berada di alam sadar saat ini. Ada seseorang yang berkata kepada saya kalau mimpi yang buruk jangan diceritakan dan kalau mimpi yang baik ceritakan saja. Karena saat mimpi buruk kau ceritakan, takutnya yang mendengarkan menafsirkan dengan seenaknya dan menjadi kenyataan saat kau mempercayainya. Kisah ini tidak akan saya sesali, tetapi yang saya lakukan adalah menjaga mie saya dan hanya memberikan kuahnya saja kepadanya. Mulai saat ini saya harus mengerem rasa saya yang berlebih itu dan menjadikan rasa biasa.

No comments: